Oleh Qodja, Wasekum BPD HIPMI Kalbar
Kalimantan Barat merupakan provinsi yang memiliki 14 Kota Kabupaten dengan Pontianak sebagai ibu kota Provinsi. Luas wilayahnya mencapai 146.807 km² (7,53% luas Indonesia) atau terbesar keempat setelah Papua, Kaltim dan Kalteng. Total populasinya menurut sensus tahun 2016 berjumlah 5.365.256 jiwa (1,85% penduduk Indonesia) membentuk piramida dengan kelompok usia produktif yang dominan. Mata pencahariannya masih didominasi penduduk yang bekerja di sektor pertanian, perdagangan, jasa dan industri.
Meski prasarana jalan darat telah menjangkau sebagian besar wilayah Kalbar hingga ke pelosok, jalur sungai tetap menjadi koridor utama jalur dagang untuk angkutan daerah pedalaman. Hal ini selaras dengan kondisi geografis Kalbar yang dijuluki provinsi seribu sungai. Ada ratusan sungai besar dan kecil yang rutin dilayari, sebagian sungai membelah daratan. Sungai besar utama adalah Sungai Kapuas, yang juga merupakan sungai terpanjang di Indonesia (1.086 km), yang sepanjang 942 km dapat dilayari dengan aman.
Di selatan Kalbar berbatasan dengan Laut Jawa & Kalteng. Di timur berbatasan dengan Kaltim dan di Barat berbatasan dengan Laut Natuna dan Selat Karimata. Adapun di utara, Kalbar berbatasan dengan negara bagian Sarawak, Malaysia. Menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi mempunyai akses jalan darat untuk masuk dan keluar dari negara asing. Hal ini karena telah terbuka jalan darat antar negara dari Pontianak – Entikong ke Kuching (Sarawak, Malaysia) sepanjang sekitar 400 km dan dapat ditempuh sekitar enam sampai delapan jam perjalanan dengan kendaraan darat.
Salah satu proyek infrastruktur yang signifikan mendorong kegiatan ekonomi adalah jalan paralel daerah perbatasan Kalbar. Proyek pembangunan jalan paralel yang digagas dan dibangun sejak 2014 tersebut, melingkupi pekerjaan jalan paralel perbatasan Kalbar sepanjang 856 kilometer (km) yang terbagi dalam 12 koridor ruas.
Koridor-koridor tersebut yaitu Temajuk-Aruk (90 km), Aruk-Seluas (78 km), Seluas-Entikong (84 km), Entikong-Rasau (99 km), Rasau-Sepulau-Sintang (99 km), Sintang-Nanga Badau (43 km). Kemudian Nanga Badau-Lanjak (46 km), Lanjak–Mataso (26 kilometer), Mataso-Tanjung Kerja (56 km), Tanjung Kerja-Putussibau (37,84 km), Putussibau-Nanga Era (37 km), Nanga Era-Batas Kalimantan Timur (158 km).
Pembangunan jalan paralel perbatasan ini untuk menghubungkan wilayah Kalimantan di sisi Timur, Tengah dan Barat yang selama ini terputus-putus. Dengan ini arus pergerakan barang dan jasa bisa dilakukan melalui jalur darat yang biayanya lebih murah ketimbang melalui udara atau sungai seperti yang terjadi selama ini.
Belum selesai bulan madu dengan menggeliatnya industri perkebunan sawit yang menjadi tulang punggung utama perekonomian Kalbar. Aktivitas ekonomi di Kalbar kian dinamis setelah korporasi multinasional asal Cina bagian dari Harita Group, PT. WHW masuk dan menggelontorkan investasi sebesar 10 triliun untuk pertambangan bauksit di Kendawangan-Ketapang. PT. Antham dengan anak perusahanannya PT ICA juga turut teribat mengolah pertambangan bauksit di Tayan-Sanggau.
Pada saat yang sama, berdasarkan kajian Bank Indonesia terjadi peningkatan laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat pada triwulan II 2017 yang didorong oleh akselerasi pertumbuhan sektor informasi dan komunikasi. Peningkatan penggunaan data internet seiring dengan meningkatnya transaksi online yang semakin marak dilakukan serta penggunaan media sosial diindikasi menyebabkan tumbuh tingginya sektor ini.
HIPMI Kalimantan Barat siap untuk terlibat dalam akselerasi pertumbuhan ekonomi Kalbar di era disupsi seperti sekarang dengan mendorong keterlibatan kawula muda untuk menjadi pengusaha di semua sektor.