teraju.id, Pontianak – Terorisme dan kekerasan adalah musuh bersama. Oleh karena itu kita harus berupaya menangkalnya dan menebarkan damai di sekitar kita.
Demikian disampaikan Ketua Bidang Agama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Wasilun, M.Pd saat tampil dalam acara talkshow di Radio Mujahidin Pontianak, Kamis, 12 Maret 2020.
Pada kesempatan itu Wasilun mendapat beberapa pertanyaan dari pendengar tentang radikalisme dan terorisme yang melibatkan umat Islam. Ada kesan selama ini Islam dituduh sebagai pelaku kekerasan, padahal kenyataannya, Islam menjadi sasaran dari kekerasan itu sendiri.
Menurut Wasilun, tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan. Islam mengajarkan damai dan kasih sayang kepada ummatnya, dengan konsep “rahmatan lil alami, rahmat untuk sekalian alam”. Nabi Muhammad diutus Allah untuk menyempurnakan akhlak mewujudkan kebaikan dan rahmatan untuk sekalian manusia.
Wasilun memberi gambaran tentang dalam menurut Islam dari kegiatan salat. Katanya, ketika akhir salat, ada salam dengan menoleh ke kanan dan ke kiri, menunjukkan pentingnya memberi barokah kepada orang-orang di sekitarnya.
“Ini menunjukkan bahwa orang Islam itu harus menebarkan kedamaian untuk lingkungan di sekitarnya. Untuk orang di kanan dan di kiri,” ujarnya.
Disebutkan, Nabi Muhammad telah memberikan contoh bagaimana beliau menghargai orang yang beragama lain. Meskipun berbeda keyakinan, beliau tetap menghargai dan menghormati mereka.
Mengenai pertanyaan mengapa anggapan radikalisme dan terorisme sering dikaitkan dengan Islam, menurut Wasilun, hal itu berkaitan dengan berbagai peristiwa yang terjadi yang pelakunya beragama Islam dan membawa-bawa Islam dalam aksinya. Padahal, tindakan mereka adalah tindakan berdasarkan pemahaman individu yang keliru.
Oleh karena itu diingatkan agar setiap orang berusaha memahami Islam dengan benar. Jangan mengakses pemahaman Islam dari media sosial, kecuali dari ahlinya. Dengan begitu tidak terjebak dalam pemahaman salah.
“Mari belajar agama melalui ahli-ahli agama yang benar. Mari belajar dan menjaga sikap toleransi karena kita hidup berdampingan dengan orang lain yang berbeda, beda agama, beda suku, berada budaya,” ajaknya.
“Kalau kita bisa bersatu dalam berbeda ini, kita akan menjadi bangsa yang besar,” tambahnya.(Rilis/Humas FKPT Kalbar).