Oleh: Dr H Wajidi Sayadi, M.Ag
Alhamdulillah masih diberi amanah sebagai bagian dari Tim Pakar dalam Revisi Terjemahan Al-Qur’an Kementerian Agama RI pada Musyawarah Kerja Nasional Ulama Al-Qur’an yang diselenggarakan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI di Bogor tgl 25-27 September 2018.
Pada tahun 2006 menyelesaikan Program S3 dengan Disertasi berjudul Telaah Kritis terhadap Riwayat Asbab an-Nuzul dalam Tafsir Al-Maragi (Studi dengan Pendekatan Ilmu Kritik Hadis).
Hasil penelitian dalam Disertasi ini saya kirim ke Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI dengan alasan Tafsir Al-Qur’an yang Diterbitkan oleh Kementerian Agama sangat banyak kemiripan atau kesamaan dengan Tafsir Al-Maragi.
Setahun kemudian, yakni tahun 2007 saya diundang sebagai Pembahas Utama terhadap Revisi Tafsir Al-Qur’an Kementerian Agama RI dalam Musyawarah Kerja Ulama Al-Qur’an se-Sulawesi dan Kalimantan di Gorontalo tgl 21-23 Mei 2007.
Musyawarah Kerja Ulama Al-Qur’an se-Sulawesi dan Kalimantan di Banjarmasin tgl 21-23 Mei 2008 juga sebagai Pembahas Utama Tafsir Al-Qur’an Kementerian Agama.
Musyawarah Kerja Nasional Ulama Al-Qur’an di Cisarua Bogor tgl 23-25 Mei 2009 sebagai kelanjutan dan penyempurnaan Tafsir Al-Qur’an Kementerian Agama RI 30 Juz.
Tahun 2010 tgl 17 Ramadhan, bertepatan dengan peringatan Nuzul Al-Qur’an, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono secara resmi me-launching Tafsir Al-Qur’an Kementerian Agama RI 30 Juz.
Musyawarah Kerja Nasional Ulama Al-Qur’an di Mataram tgl 21-23 Juni 2011. Dalam Mukernas ini Tafsir yang dibahas adalah Tafsir Tematik.
Sebagai Pembahas Utama dan Narasumber membahas Tafsir Tematik Membangun Keluarga Harmonis Perspektif Al-Qur’an.
Musyawarah Kerja Nasional Ulama Al-Qur’an di Serang Banten tgl 21-23 Mei 2013. Sebagai Pembahas Utama dan Narasumber tentang Al-Qur’an dan Isu-isu Kontemporer 2.
Musyawarah Kerja Nasional Ulama Al-Qur’an di Bandung tgl 18-21 Agustus 2015 Membahas Tafsir ‘Ilmi yaitu Waktu dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains.
Selain itu, juga materi pembahasan adalah Tafsir Ringkas Al-Qur’an al-Karim.
Pada acara penutupan oleh Menteri Agama, Beliau meminta agar Terjemahan Al-Qur’an Kementerian Agama segera direvisi.
Maka pada Mukernas Ulama Al-Qur’an 2018 ini membahas Mushaf Standar Indonesia dan Revisi Terjemahan Al-Qur’an.
Mukernas kali ini berbeda dengan sebelumnya karena melibatkan banyak pakar dan guru besar dari berbagai negara Islam, dari Saudi Arabia, Mesir, Pakistan, Yordania, Brunei Darussalam. Hanya terasa kurang karena baru kali ini Prof. Dr. M. Quraish Shihab berhalangan hadir.
Yang paling istimewa bagi saya karena Mukernas kali ini bisa ketemu dan bersama Prof. Dr. Sayyid Aqil Husein al-Munawar, MA. Guru, dosen dan orang tua saya selama studi di Jakarta baik di Pendidikan Kader Ulama maupun Pascasarjana UIN Jakarta.
Beliaulah yang memberi rekomendasi dan beasiswa kepada saya sehingga bisa terdaftar sebagai mahasiswa program S2 dan S3 di IAIN Jakarta.
Ketika hendak menulis proposal Disertasi berjudul Hadis dalam Perbandingan Sunni dan Syiah. Beliau siap memberikan beasiswa studi Hadis ke Iran.
Dengan berbagai pertimbangan akhirnya tidak jadi ke Iran dan judul disertasi dirubah.
Bukan hanya beasiswa yang diberikan, tapi sebagai murid dan mahasiswa yang belajar Hadis dan Ilmu Hadis, khususnya ketika belajar kepada Beliau dengan membaca Kitab Ushul al-Hadits ‘Ulumuhu wa Mushthalahuhu saya diberi Ijazah dan Silsilah Sanad oleh Beliau dari gurunya Syekh Muhammad Yasin Padani dan guru-guru lainnya ketika belajar di Mekah dan Madinah lebih 10 tahun. Silsilah sanad itu hingga ke imam Nawawi, imam Syafii dan seterusnya.
Ketika berkunjung ke rumahnya ngobrol dan minum sama-sama, dan ketika balik ke kampus, Beliau dengan kesederhanaannya mengajak saya sama-sama di mobilnya ke kampus.
Suatu waktu, saya minta berkah teks doa agar kuat hapalan, Beliau hapalannya luar biasa, hapal Al-Qur’an, Hadis dan Ushul Fiqh.
Ketika didiktekan bunyi doanya, saya gemetar menulisnya karena terbayang di hadapan saya guru dan kakek saya KH. Muhammad Zein.
Setelah selesai menulis doa, saya tanya Beliau, dari mana sanad doa ini Pak. Beliau menjawab doa itu diberikan oleh kakeknya bernama Sayyid al-Munawar. Kakeknya menerima doa itu dari gurunya di Mekah bernama Syekh Said al-Yamani.
Saya sampaikan sama Beliau, bahwa doa ini saya sudah terima dari guru dan kakek saya di kampung. Beliau menerima doa itu dari gurunya KH. Maddappungen yang diterima dari gurunya Syekh Hasan al-Yamani dan Syekh Said al-Yamani. Bertemu pada titik sama satu sanad. Semoga semakin berkah.
Semoga Beliau diberi umur panjang dan selalu dalam keadaan sehat wal afiyat.
Semoga upaya Kementerian Agama dalam penulisan dan penerbitan Tafsir Al-Qur’an baik Tahlili maupun Tematik, Revisi Terjemahan Al-Qur’an, Mushaf Standar Indonesia, dan upaya lainnya sebagai bagian dari pelayanan kepada umat Islam.
Semoga semuanya dimudahkan Allah. (Cengkareng, 27 September 2018/Penulis adalah dosen pasca sarjana IAIN Pontianak).