teraju.id, Chapter Pontianak – Pelaksanaan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus Mahasiswa Baru (OSPEK MABA) secara online di Universitas Brawijaya (UB) Malang pada bulan September mendatang menuai pro dan kontra.
Sebagian mahasiswa baru Universitas Brawijaya Malang ada yang merasa sangat diuntungkan, namun tidak sedikit pula suara yang menyatakan kekecewaan.
Salah satunya yaitu Fakhri Aulia (18), mahasiswa baru berasal dari Bukittinggi, Sumatera Barat berpendapat bahwa kegiatan OSPEK online sudah tepat dan akan menghasilkan banyak nilai positif.
“Menurutku jika ospek diadakan secara online pasti lebih banyak positifnya ketimbang dampak negatifnya. Pertama, dengan adanya ospek secara virtual ini pasti kita sebagai masyarakat atau mahasiswa khususnya, bisa memutuskan rantai penyebaran wabah yang sedang melanda dunia kita ini,” ujarnya.
Kemudian dia juga menyampaikan tanggapannya sebagai Perantau yang merasa terbantu dari sudut pandang ekonomi yang justru dapat lebih hemat pada pengeluaran biaya hidup dan transportasi. “ Secara ekonomi pun aku merasa terbantu juga. Mungkin enggak semua dari kita berkecukupan lebih dalam masalah ke ekonomi. Apalagi belakangan ini banyak yang di-PHK atau bahkan terganggunya proses mencari kebutuhan keluarga, jadi ya kalau aku setuju sih buat OSPEK diadakan online di era sekarang,” lanjutnya.
Beda halnya dengan tanggapan dari Roland David (17), mahasiwa baru asal Pontianak, Kalimantan Barat. Dia mengaku merasa sangat sedih dan kecewa. Menurutnya kegiatan OSPEK ini tidak akan seseru dan seasik angkatan tahun-tahun lalu. “OSPEK daring ini tidak akan terlalu ‘Wah’ seperti tahun-tahun lalu, karena kegiatannya akan terbatas sekali. Aku juga mendengar UB (Universitas Brwaijaya) akan melaksanakan orientasi kampus melalui video-video perkenalan tiap fakultas. Serta OSPEK Online ini kurang membuat kita kenal sama MABA dari fakultas lain, bahkan fakultas sendiri. Aku juga tidak mendapat vibes OSPEK yang sesungguhnya kalau secara daring seperti ini,” ungkap Roland.
Mahasiwa baru lainnya, Mas Zaidan (18), pria asal Siduarjo, Jawa Timur ini juga menyampaikan hal yang sama. Menurutnya kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKK MABA) yang dilaksanakan secara daring kurang efektif dan sangat disayangkan. “Menurutku efektivitasnya kurang, OSPEK untuk pengenalan kehidupan di kampus hilang akan sejatinya. Karena ‘kan PKK MABA itu momen sakral bagi para mahasiswa baru untuk menempati tempat yang baru. Selain kehilangan momen, juga kehilangan sebagian kegiatan dari universitas itu sendiri,” ungkapnya dalam wawancara daring teraju.id (14/07/2020).
Kegiatan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus Mahasiswa Baru Universitas Brawijaya Malang secara online tersebut merupakan keputusan yang dipilih untuk membantu pemutusan mata rantai COVID-19. Tentunya keputusan yang telah ditetapkan ini demi kebaikan dan keselamatan bersama. Keputusan penyelenggaraan OSPEK online berdasarkan dari Peraturan Rektor UB No. 35 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Kampus Tangguh Univesitas Brawijaya dalam Masa Pandemi COVID-19, di mana secara tertulis menyatakan Orientasi Pendidikan Mahasiwa Baru (ORDIK) dilakukan secara daring. (Ndr)