teraju.id, Pontianak – Beberapa menara pemancar jaringan seluler dan internet, atau BTS (Base Transceiver Station) 5G dibakar oleh warga Belanda sendiri akibat hoaks Teori Konspirasi Virus Korona. Dilansir dari Koran De Telegraaf, Sabtu (11/4), menuliskan sudah terjadi 4 insiden serupa dalam seminggu. Hal tersebut terjadi setelah beberapa demonstran termakan hoaks bahwa virus Corona mampu menular melalui jaringan 5G.
Beberapa BTS 5G di kota Rotterdam, Liessel, Beesd dan Nuenen rusak dan dibakar oleh warganya sendiri. Bahkan salah satu kotak router tower tersebut dituliskan kalimat “Fu** 5G” sebagai ujaran kebencian masyarakatnya.
Melalui situs resmi Badan Keamanan dan Penanggulangan Terorisme Belanda (National Coordinator for Security and Couterterrorism/NCTV) mengunkapkan, jika sejumlah warga termakan provokasi itu dari pesan berantai yang tersebar luas di media sosial.
“Pemerintah Belanda telah menghimpun berbagai insiden seperti pembakaran dan sabotase BTS (Base Transceiver Station) 5G. Ini sangat memprihatinkan dan dapat mengganggu jangkauan jaringan telekonunikasi,” tulis juru bicara NCTV dikutip Channel news Asia.
Kejadian serupa terlebih dahulu terjadi di Inggris. Akibatnya masyarakat dan instansi lainnya mengalami gangguan dalam menggunakan layanan jaringan 5G tersebut.
Seperti diketahui, di media sosial Facebook ada grup bernama ‘Stop5G’. Grup tersebut berisi anggota yang cukup aktif dalam membagikan postingan dan informasi hoaks terkait penularan COVID-19 lewat jaringan 5G.
WHO sendiri menegaskan bahwa COVID-19 tidak menular melalui saluran radio atau jaringan 5G. Hal itu karena virus tidak dapat menjalar melalui jaringan tersebut. Virus Corona hanya dapat menular melalui droplet dari orang yang sudah terjangkit virus tersebut. Virus ini akan menginfeksi melalui droplet dari orang yang batuk, bersin, dan percakapan tatap muka. (mkl)