Oleh: Ambaryani
Membaca buku Orang Benuaq, saya membayangkan bisa kembali menyusuri pelosok sambil penelitian dan membuat tulisan. Endingnya, lahir sebuah buku.
5 tahun sudah proses pengumpulan data dan penulisan buku itu. Buku itu tulisan hasil kisah perjalanan kami ke-5 personil tim penelitian. Yusriadi, Hermansyah, Ismail Ruslan, Farninda Aditiya dan saya sendiri. Kami menulis dengan sudut pandang masing-masing. Dari awal keberangkatan, proses pengumpulan data hingga pulang kembali ke Pontianak.
Bisa sampai di wilayah Kecamatan Jempang, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur tentu kesempatan emas saat itu. Apa lagi saat itu, kami mendapat home stay yang posisinya pas menghadap danau Jempang. Danau yang ada di kampung Tanjung Isuy. Meja panjang didepan kamar, langsung menghadap danau.
Tentu saja momen itu juga membuat saya teringat, kalau saat itu pula saya hampir ketinggalan proses pemberkasan CPNS 2012 dulu. Telpon dan sms mengenai pemberkasan tidak bisa masuk karena saya sedang dipedalaman dan lokasinya susah signal. Mungkin saja sms pemberitahuan terputus angin sungai Mahakam.
Untung saja saat itu pihak BKD Kubu Raya, punya kesabaran lebih dan berbaik hati menghubungi saya lagi. Pas sehari setelah sampai Pontianak saya mendapat kabar dari salah satu pegawai BKD. Tentu saja saya sangat berterima kasih pada pihak BKD untuk hal ini. Karena memang, saya benar-benar belum dapat kabar apapun soal pemberkasan saat itu.
Buku Benuaq juga menjadi salah satu buku yang saya bawa saat pertama kali harus stay di Kubu. Buku ini menjadi rujukan saat saya mati ide. Apa lagi yang harus saya tulis? Saya baca buku ini. Harapan awal soal penerbitan buku yang menyerupai buku Orang Benuaq sudah terpenuhi, walaupun dari sisi ketebalan saya belum bisa membuat setebal buku ini. Tapi, tak apalah.