in

MENGAPA DARI MASJID

WhatsApp Image 2020 08 14 at 09.57.56

Oleh: Rendi Sahputra

Mulai banyak yang manggil Saya ustadz. Gegara banyak tampilan picture event ngisi di masjid. Mohon panggil Kang Rendy saja. Lebih ringan mendengarnya. Jujur dipanggil ustadz itu beban.

Gak bosan-bosan menjelaskan, mengapa gerakan pemberdayaan kita mulai dari masjid, mengapa roadshow SSN harus dimulai dari shalat subuh berjamaah.

Banyak guru bijak nan alim mengingatkan, kehidupan tanpa dituntun Allah itu berat. Tanpa hidayah Allah, tanpa petunjuk Allah, bisa saja bisnis makin banyak cabang, tapi makin banyak masalah, dan masalahnya bikin jauh dari ibadah, bikin shalat ketinggalan, bikin gak ngaji lagi..

Ukuran kebaikan itu sederhana, terputus amal manusia ketika mati, kecuali 3 hal : shadaqah jariyyah, ilmu, dan anak shalih. Ukuran hidup jadi sederhana : banyak nya wakaf, banyaknya ilmu yang disampaikan dan bermanfaat, dan kader-kader penerus yang shalih-shalih.

Jika bisnis makin besar, makin tepat waktu shalat, makin banyak wakaf, makin jauh dari maksiyat, itu parameter besarnya bisnis bikin hidup makin bener. Tetapi tanpa hidayah, lelahnya membangun bisnis, lelahnya berjualan, lelahnya membangun organisasi, seperti membangun fatamorgana.

Ketika mati, bisnis dilikuidasi, dibagi waris ke yang berhak, berubah jadi cash, dan habis. Tidak menetap… ia kehilangan keberkahannya… itulah yang banyak kita lihat hari ini.

Selain tentang pencapaian pribadi, gerakan Serikat juga berbicara tentang kekuatan gerakan sosial. Membangun kebersamaan, membangun visi pembangunan yang sama antar hati anak bangsa, merajut kekuatan yang tercerai berai, semua ini butuh pertolongan Allah.

Tanpa hidayah Allah, gerakan Serikat hanya jadi selebrasi tanpa keberkahan. Berubah menjadi gerakan EO pengadaan event, lelah dari satu event ke event lainnya. Kosong tanpa makna, tanpa ruh, tanpa hasil. Begitulah jika gerakan tidak mendapatkan keberkahan.

Makadari itu… dengan penuh keterbatasan… dan penuh nekat… semua gerakan roadshow SSN dimulai dari masjid.

Kami biasa istirahat jam 23.00. Itupun sudah memaksa agenda selesai jam 21.00. Jam 3.30 sudah dijemput, menempuh perjalanan 15 sd 30 menit ke masjid tujuan. Begitulah agenda tiap pagi.

Jauh dari niat populer, karena jika memang populer tujuannya, cukup bikin video, potong-potong, lalu iklankan. Tidak perlu keliling ke masjid-masjid yang jamaahnya kurang dari 100 orang.

Jauh dari niat berjualan, karena didalam masjid gak boleh transaksi,… hehehehe…

Yang kami lakukan hanya mengundang pertolongan, mengundang perlindungan, meminta Allah menuntun dan memberikan hidayah pada DIRI dan GERAKAN. Semoga kita dituntun langkahnya.. dalam membangun negeri tercinta ini.

Pada shalat berjamaah di masjid, Allah pilihkam mu’min yang ikhlash, konon pembeda mu’min dan munafik ada di shalat subuh.

Generasi terbaik negeri ini ada di shaf-shaf subuh masjid.
Generasi tulus negeri ini ada di shaf-shaf subuh masjid.
Mereka yang bisa hadir di masjid bukanlah yang bangun saat adzan, tetapi memang merencanakan ke rumah Allah sejak sebelum tidur.

Itulah isi kepala kami.. isi hati kami…

Tidak ada kebangkitan yang dimulai dari posko…
Tidak ada kebangkitan yang dimulai dari sekre…
Tidak ada kebangkitan yang dimulai dari kantor…

Kebangkitan sejarah dan peradaban dunia ini dimulai dari masjid. Dimulai dari memfungsikan masjid kembali ke fungsinya.

Sebagai pilar ibadah…
Sebagai pilar sosial…
Sebagai pilar pendidikan…
Sebagai pilar ekonomi…

Semoga dapat memaknai…

Rendy Saputra
Serikat Saudagar Nusantara (SSN)
Jejaring Masjid Titik Cahaya (JMTC)

Written by teraju.id

WhatsApp Image 2020 08 16 at 09.04.52

Pernikahan Andreas Quin – Karolin, Kapolres Landak: Tanya Langsung Bupati

WhatsApp Image 2020 08 15 at 03.34.45

Karol Meniti Karir dengan Kerja Keras