Oleh : Khatijah
Penyakit itu satu nikmat yang menandakan bahwa Allah masih sangat peduli pada seseorang. Bagaimana mungkin sakit menjadi satu nikmat ? Bukankahkarena penyakit kita sulit untuk melakukan aktivitas seperti biasa, bukankah karena penyakit kita terhalang melanjutkan rencana, hingga menjadi kacau balau.
Penyakit menjadi satu nikmat karena yang pernah jika sakit ada 3 yang dicabut dari diri kita, yaitu nikmat rasa yang mana semua makanan akan terasa pahit, yang kedua nikmat kebugaran yang mana seluruh tubuh merasa sangat lemas, dan yang ketiga saya rasa semua orang sangat bahagia jika dosa mereka dicabut. Lalu jika sudah sembuh rasa dan kebugaran tubuh akan dikembalikan tidak dengan dosa, bukankah itu nikmat ?.
Kembali ke penyakit. Penyakit mempunyai beragam-ragam macam baik dari yang biasa,sederhana, hingga berat. Penyakit yang biasa juga terbagi contohnya batuk, batuk dibagi menjadi dua yang pertama batuk kering. Batuk ini akan terasa sangat perih dan pedas di tenggorokan.
Yang kedua batuk berdahak, batuk ini serasa ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokan. Kedua batuk tersebut memang sangat menggangu apalagi jika kita di ruang publik. Tapi percayalah Tuhan itu maha adil, tidak akan ada yang namanya putih jika tidak ada hitam, Tuhan menciptakan semua yang ada di bumi secara berpasang-pasangan, tentang penyakit semua tergantung makhluknya cepat atau lambat ia akan menemukan obat dari penyakitnya. Saya jadi teringat Wa’Timang. Dukun kampung di Peniti Dalam 2, Mempawah. Katanya, jika terserang batuk, baik itu yang berdahak atau tidak jangan cepat-cepat terpengaruh dengan iklan.
Beberapaorang tidak cocok dengan obat kimia, jadi sebelum mengambil keputusan untuk mengeluarkan uang tambahan membeli obat, coba saja ambil air hujan sekitar 3 jari dengan gelas berukuran sedang lalu campurkan gula pasir sebanyak 5 sdm dan diaduk. Obat tersebut bisa mengatasi gangguan tenggorokan. Selain hemat bajet ramuan tersebut juga sangat mudah didapat.
Benartidak, ini ikhtiar, untuk menyembuhkan salah satu jenis penyakit. (CM, Pontianak, 7 Desember 2017)