Oleh: Yusriadi
Tulisan ini tentang porang. Sekilas kedengarannya macam purang atau perang. Tapi, bukan. Ini tentang jenis tanaman yang lagi populer di beberapa tempat di Jawa Timur. Sudah ada tulisan Dahlan Iskan yang memperkenalkan perkembangannya.
Sore kemarin saya diajak orang tua melihat tempat persemaian porang di kebun milik tetangga di Ulu Sambas. Jarak perjalanan dari rumah sekitar 10 menit. Dekat saja.
Ketika mengajak pergi, beliau memperlihatkan minatnya menanam porang. Sudah ada keluarga yang mulai berkebun. Umbi ini prospeknya bagus. Setidaknya di Jawa Timur.
Meskipun di Kalbar tanaman ini belum populer. Saya mengiyakan. Saya pikir sawit sudah jenuh dan saatnya beralih pada tanaman lain.
Lagi pula, orang tua sudah mulai berkurang tenaganya. Kekuatan untuk menjolok tandan buah, meruning pelepah, mengangkut buah, sudah tidak cukup lagi di beberapa tahun ke depan. Kasihan.
Belum lagi soal harga sawit turun naik. Sering membuat nelongso: hasil panen habis-habis untuk pupuk dan racun rumput.
Sawit warga sudah waktunya diganti dengan tanaman lain, bukannya diremajakan. Terutama di lahan yang sudah jelas tidak cocok. Pilihannya, pinang. Boleh juga rumput atau pokok buah-buahan.
Kini, agaknya, porang dapat jadi alternatif. Mudah dipelihara dan harga jual juga bagus. Beberapa informasi tersedia di internet. Ada tulisan Dahlan Iskan tentang prosfek dan perkembangannya.
Di Kalbar belum ada agennya dan informasi pemasarannya. Penanamannya baru mulai. Tapi beberapa tempat di Jawa siap menampung.
Untuk usaha, apa pun di era ini hal seperti itu bukan masalah. Ketika ada tetangga dan orang-orang lain mengusahakan penanaman mereka juga mengusahakan penjualan. Ya, satu saat nanti… (*)