in

Pilihan Makanan

IMG 20200728 WA0008

Oleh: Yanti Mirdayanti

Percaya atau tidak, makanan di foto ini semuanya tidak mengandung daging dan tidak berasal dari binatang (kecuali telur dan ikan).

Tetapi penampilannya mirip sekali: percis keju dan percis salami. Bahkan kadang saya beli yang percis hotdog, percis chicken nuggets, atau pun percis bakso (meatballs).

Penampilannya saja yang mirip, namun bahannya bukan dari daging/binatang sama sekali. Bisa dibaca dari kemasannya dengan jelas, tertera “Vegan”. Di supermarket juga dijualnya di tempat bagian khusus makanan vegan.

Tentu saja bahan yang vegan maupun sayuran yang “bio” (tak disemprot bahan kimia) harganya jauh lebih mahal. Lebih terasa mahal saat belanjanya banyak.

Saya bukan orang vegan atau orang vegetarian, tetapi sebenarnya sangat jarang makan daging (apalagi memasaknya), kecuali pas diundang teman makan bakso/rendang di rumahnya, atau saat mampir ke restoran Indonesia.

Kadang telur rebus masih saya santap untuk makan pagi. Tetapi telurnya harus bio. Sambil berharap dalam hati bahwa sang ibu ayam dari telur-telur yang saya santap itu tidak menderita saat diwajibkan bertelur oleh si pengusaha telurnya (misalnya bukan sang ayam yang hanya bisa berdiri 24 jam tanpa bisa menggerakkan badan dan kaki sama sekali!).

Memang kadang bernafsu juga makan nasi dengan ditemani daging ayam KFC (Kentucky Fried Chicken) yang hangat dan siap saji itu. Tetapi saat memakan daging ayamnya hati saya sering berbisik menanyakan sendiri, apakah ayam-ayamnya ‘berbahagia’ (hidup di kandang yang luas dan bisa berlari-lari) sebelum mereka dimatikan?

Jadi, supaya lebih aman dan supaya terbebas dari rasa bersalah, maka makan sayuran saja atau santap saja jenis makanan vegan yang pura-pura mirip daging atau keju itu!

Susu pun masih saya konsumsi untuk dicampurkan dengan kopi hangat. Sudah tak bisa minum susu saja berhubung perut suka protes. Jenis susu yang paling aman adalah jenis susu Non-Lactose. Tak menyebabkan mual.

Orang-orang vegan tak mengonsumsi sama sekali jenis makanan yang mengandung daging, telur, maupun susu (dairy product), seperti keju, mentega, roti, dll. Dan sekarang ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup sebagian manusia, tua dan muda.

Namun saya belum mampu menjadi orang vegan atau pun orang vegetarian karena saya masih suka makan telur dan saat minum kopi harus memakai susu. Tetapi saya pun adalah fan berat sayuran, lalab mentah, daun-daun hijau, dan berbagai buah-buahan.

Beberapa mahasiswa Jerman saya sudah menjadi orang-orang vegan atau vegetarian yang strik sejak mereka remaja. Karena mereka terlalu menyayangi binatang. Atau karena mereka tidak setuju dengan perlakuan industri modern terhadap para binatang.

Kalau para mahasiswa itu diundang makan oleh orang Indonesia atau bahkan oleh KJRI Hamburg, maka mereka pun kebingungan karena kebanyakan lauk pauknya berdaging. Bahkan jenis masakan sayur pun suka dicampur potongan-potongan kecil daging. Sehingga mereka hanya bisa mengambil nasi dengan kerupuk saja jadinya. Atau kalau beruntung, bisa makan gado-gado (tanpa telur). Jenis sajian ikan pun tak bisa mereka santap. Sayangnya, soto pun ada suiran-suiran daging ayamnya.

Saya tetap menghormati orang-orang yang makan daging, tak makan daging, maupun yang sama sekali vegan.

Asal jangan daging yang aneh-aneh dan berlebihan!

====

Written by teraju.id

IMG 20181003 141654 170

MEMAHAMI HADIS LARANGAN POTONG RAMBUT DAN KUKU PADA BULAN DZULHIJJAH

IMG 20200728 161408 180

“Pledoi” Tengku Ryo Mengiris Hati–Teteskan Air Mata–Berikut Isi Pledoi Selengkapnya…