Ketika mengantar sang istri berbelanja seorang suami memilih tetap berada di lapangan parkir dan rebah-rebahan di dalam mobil. Sandaran kursi dia turunkan sehingga bisa santai sambil tidur-tiduran. Sementara alunan musik indah mengalun.
Lima menit, 10 menit, 15 menit waktu berlalu. Dihembus angin dingin AC sang suami pun terlelap. Terlelapnya ini patah ketika dia dikejutkan oleh suara pintu mobil dibuka, dan dikira sang istri telah selesai berbelanja. Maka sang suami terbangun seraya bertanya ke sebelah, “Sudah selesai Bu?” Namun alangkah terkejutnya dia bahwa yang masuk bukanlah sang istri, tetapi wanita lainnya. Tubuhnya tinggi semampai, kulit putih, mata oriental, rambut tergerai sebahu. Perempuan cantik itu mengenakan baju kaos T-shirt warna biru berpadu dengan celana panjang jeans juga biru. Ketat. Seksi.
Si ibu muda ini juga tak kalah kaget. Kalau sang suami tadi seusai berkata, “Sudah selesai Bu?” kemudian terbata-bata sambil mengusap mata, maka si ibu jelita ini tak kalah kagetnya. “Eih maaf salah masuk mobil ya? Habis jenis dan warna mobilnya sama sih,” ungkapnya buru-buru membuka pintu dan keluar.
Paras si ibu muda yang bening ini lantas bersemu merah. Sementara si bapak geleng-geleng kepala. “Syukur kejadian itu tak terlihat istri,” katanya membatin. “Kalau saja kelihatan istri, dikira ada apa-apanya lagi,” imbuhnya seraya berujar syukur kepada Tuhan, tetapi bola matanya tetap menatap langkah si ibu tersebut nan pindah mobil sebelah.
Ketika kejadian ini dikisahkan kepada sang istri, istri pun melengos. Ada juga cemburu terukir segaris di wajahnya. “Syukur tak didatangi suaminya, kalau suaminya keluar maka bisa bertinju akibat salah pengertian.”
Tetapi ketika kisah ini disampaikan kepada rekan sejawatnya, maka gelak tawa pun membuncah. “Untung dong. Ngape tak lajakkan jak sekalian. obil langsung jalan, pura-pura tidak tahu, kura-kura dalam perahu?” goda seorang kawan. Seorang rekan lainnya lagi berkata, “Kalau ketemu orang yang kita kenal, pasti berkata [eih bile pula sohib kite nih kawen agik]?” ujarnya tekeruk-keruk ketawa. “Inilah akibat penyakit lupa. Mudahnya orang lupa walau umur masih muda-muda….” (Nuris)