Peristiwa lemparan bom molotov di sebuah vihara di Singkawang, beberapa hari lalu mengundang perhatian dan kepedulian kita. Meskipun ledakannya kecil namun rasanya pesan dari ledakan itu cukup jelas. Kita dapat menangkap pesan-pesan di balik kejadian itu.
Pertama, peristiwa ini memberi pesan kepada kita semua bahwa di sekitar kita ada teror atau ada ancaman. Ada orang yang mencoba mengusik kedamaian yang selama ini tercipta. Ada orang yang menginginkan ketegangan. Mereka mau melihat masyarakat risau dan ribut setelah peristiwa itu.
Hanya saja apakah orang itu bergerak sendiri, apakah orang itu bergerak dalam kelompok, atau apakah orang itu bergerak dalam jaringan luas, belum terungkap. Petanda ke arah sana menunggu hasil penyelidikan pihak kepolisian.
Kedua, peristiwa ini memberi pesan khusus ketika sasaran lemparan bom molotov pada rumah ibadah. Kita mungkin tidak dapat mengatakan bahwa ini hanyalah kebetulan.
Kita membaca demikian karena jika pelaku hanya ingin membakar dan membuat onar serta merusak kedamaian, mestinya sasarannya bukan rumah ibadah. Sasaran pelemparan mestinya rumah-rumah yang mudah dijangkau. Rumah-rumah yang dengan percikapan api kecil akan menyala menjadi api yang besar dan membakar. Cukup banyak rumah papan dan daun yang mudah terbakar di pinggiran Kota Singkawang.
Bagi kita, rumah ibadah ini adalah salah satu bangunan yang simbolik untuk makna tertentu. Mungkin pihak tertentu ingin menyampaikan pesan bahwa sasaran mereka bukan orang per orang. Sasarannya sepertinya adalah kelompok agama tertentu atau kelompok etnik tertentu. Tuhanlah yang tahu.
Mudah-mudahan aparat kepolisian yang menangani perkara ini segera mendapatkan titik terang persoalan. Sehingga pada akhirnya menjadi jelas pada kita semua; apakah pelakunya orang per orang atau kelompok; atau, apakah peristiwa ini ada kaitan dengan peristiwa yang lain.
Kita berharap semoga aneka peristiwa yang terjadi dicermati dan dipahami dengan baik. Kita berharap pesan itu ditangani dengan baik sehingga keadaan buruk tidak terjadi. (*)