Penyelesaian Kemelut di Fakultas Teknik Untan, Pontianak
Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura (Untan) sedang mengalami kemelut. Dalam pekan ini, sejumlah mahasiswa demo dan melakukan baikot. Mereka juga menuntut Dekan Fakultas mundur.
Mereka menuntut diberikan hak menyelenggarakan kegiatan penyambutan mahasiswa baru atau Pawang. Di sisi lain, skorsing terhadap mahasiswa telah dijatuhkan, dan pemukulan sesama mahasiswa terjadi.
Polisi harus turun tangan. Polisi sempat berjaga di beberapa titik yang dianggap rawan di dalam kampus ini.
Apa yang terjadi dalam beberapa hari lalu menarik perhatian kita. Tetapi, tentu sebagai bagian dari rakyat Kalbar, bukan warga Untan, kita hanya bisa melihat dari jauh. Kita tidak bisa masuk ke dalam pagar kampus ini.
Kampus ini sudah ada yang mengurusnya. Sudah ada Wakil Dekan Kemahasiswaan yang seyogyanya dekat dengan mahasiswa Fakultas Teknik. Sudah ada Dekan Fakultas Teknik yang pasti benar-benar menjadi pemimpin unit yang sedang panas itu.
Ada juga Wakil Rektor III Untan dan Rektor Untan, yang sudah pasti cakap dalam menyelesaikan persoalan seperti ini. Percayakan kepada mereka untuk menyelesaikan persoalan ini.
Kita semua berharap agar persoalan segera selesai. Dan, diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Dukungan penyelesaian masalah hendaknya diberikan dalam konteks moral. Bukan dalam bentuk aksi. Penyelesaian masalah dalam bentuk aksi – misalnya meminta atau mendesak Rektor atau Dekan melakukan sesuatu, justru dapat memperkeruh suasana. Penyelesaian yang dipilih dalam tekanan bisa jadi hanya penyelesaian jangka pendek dan tidak baik bagi Untan di masa yang akan datang.
Kita mengajak semua pihak untuk berpikir jernih dalam melihat persoalan ini dan membiarkan pihak Untan menyelesaikan persoalan dengan jernih pula. Cara melihat masalah dengan jernih ini akan berkelindan dengan sikap yang jernih pula. Sikap yang jernih ini pasti menghasilkan keputusan yang bijak; bijak menurut aturan hukum yang dimiliki Untan, dan bijak menurut pertimbangan kemanusiaan.
Kebijaksanaan itulah yang harus dijunjung tinggi dan selalu dipegang oleh lembaga kampus seperti Untan. (*)
Redaktur pada media online teraju.id dan dosen IAIN Pontianak. Direktur Rumah Literasi FUAD IAIN Pontianak. Lulusan Program Doktoral ATMA Universiti Kebangsaan Malaysia, pada bidang etnolinguistik.