TERAJU, BETING— Kampung Beting yang berlokasi di Kelurahan Kampung Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur menyingkap banyak kehidupan era Kesultanan Pontianak sejak berdirinya ibu kota Kalimantan Barat ini pada tahun 1771 M. Meskipun puing-puing sejarahnya tidak banyak meninggalkan bekas selain keraton dan masjid jami, namun keberadaannya tidak bisa lepas dari Kota Pontianak. Bahkan dengan kegiatan Beting Street Art II, dalam rangka menyongsong dan mengisi Hut ke-71 RI suasana semakin menggairahkan.
Sebuah ungkapan yang lazim, akan kita dengar jika berada di Kalimantan Barat. “Belum sampai ke kote Pontianak kalau belum sampai ke kampong Betingnye.” Hal ini mencerminkan bahwa kampung Beting memiliki nilai sejarah yang patut dikenang.
Festival Seni Kampung Beting (Beting Street Art) yang merupakan Program Forum Pemerhati Wisata Alam Kalimantan Barat (FPWA Kalbar) dan merupakan bentuk dukungan terhadap program pembangunan Kelurahan Kampung Dalam Bugis berusaha mengenalkan wilayah Pontianak khususnya kampung Beting. Sekaligus langkah ini sangat tepat dalam menghapus stigma kemiskinan maupun hal-hal negatif di daerah persimpangan Sungai Kapuas dan Sungai Landak tersebut.
Beting Street Art pernah sukses mengubah imej buruk daerah tertua di kawasan keraton tersebut. Kali ini diselenggarakan menyusul kisah sukses bulan April 2014 lalu. Apalagi respon positif berdatangan dari masyarakat setempat maupun dari para perupa Kota Pontianak, bahkan Beting Street Art telah menjadi ikon pagelaran event seni rupa baru di Kota Pontianak.
Kegiatan mural sudah dilaksanakan pada Minggu 14 Agustus. Kegiatan masih akan berlangsung sampai Sabtu 20 Agustus 2016 dari jam 7.30 sampai selesai. Even ini diikuti oleh 11 pelukis khusus mural, sedangkan grafity diikuti oleh 20 orang seniman.