Oleh: Ambaryani
Kemarin saya mendapat kiriman botok ikan seluang dari Mae Pailah yang tinggal di Olak-olak Kubu. Anaknya Mas Darma yang mencari ikan di parit depan rumah kemarin malam.
Botok ini berbahan dasar ikan seluang segar, yang dicampur dengan kelapa parut yang tidak terlalu tua. Kemudian dicampur dengan bumbu bawang merah, bawang putih, cabai, kencur serta garam.
Kelapa yang dipakai untuk botok, memang lebih tepat kelapa yang belum terlalu tua. Karena teksturnya lebih lembut dibanding kelapa yang tua.
Perbedaan botok Jawa dan Melayu, bungkus botok Melayu menggunakan daun mengkudu. Sedangkan botok Jawa, menggunakan daun pisang ataupun daun keladi. Selain itu, dari proses pemasakan juga agak berbeda.
Botok Jawa masaknya dengan dikukus. Sedangkan botok Melayu, direbus menggunakan air santan berbumbu. Botoknya berkuah. Selain itu, kelapa pada botok Melayu setelah digonggseng, ditumbuk. Ini membuat kelapanya lebih halus dan lemak minyaknya lebih keluar.
Kali ini saya dapat kiriman botok Jawa berbungkus daun pisang. Bukan baru kali ini mae Pailah mengirimi saya masakannya. Ada satu hari, sama, masakannya berbahan dasar ikan seluang segar. Hanya saat itu ikan seluangnya digoreng garing, lalu disambal. Ketika mendapat kiriman botok ini, saya serasa makan masakan rumah. Masakan mamak saya. Mamak yang juga saya panggil Ma’e.