teraju.id, Pontianak – Jum’at, 27/09/2019. Rumah Literasi FUAD IAIN Pontianak kembali gelar praktikum Literasi Pertemuan ke-3. Kali ini, para peserta diberikan materi tentang pentingnya menulis Buku Harian (Diary). Tujuannya, agar para peserta terbiasa menuliskan peristiwa penting yang dilalui dalam setiap harinya, dalam rangka mengasah kemampuan menulis.
Ketika menyampaikan materi pengantar tentang pentingnya buku harian, Pembimbing mencontohkan hasil karya Alm. Ahmad Wahib, yang sering menjadi bahan kajian para ilmuan tanah air. Elmansyah, pembimbing kelompok Kuntowijoyo, dalam kesempatan ini menyampaikan bahwa “Karya Alm. Ahmad Wahib merupakan contoh karya hasil catatan harian dalam buku Diary yang karena isinya sangat bermanfaat bagi perkembangan pemikiran Islam di Tanah Air. Karena dirasakan bermanfaat, maka oleh rekan-rekannya diterbitkan untuk menjadi bahan kajian”.
Selain itu, masih menurut Pria yang sejak lama menekuni kegiatan tulis-menulis ini, ada banyak manfaat dari menulis di buku harian, misalnya: “Sejak Tukin (Tunjangan Kinerja) Pegawai diterapkan, seluruh pegawai negeri diwajibkan untuk menulis catatan kegiatan harian. Catatan itu harus disahkan oleh pimpinan, yang nantinya akann berpengaruh pada besaran jumlah tunjangan kinerja yang akan diterima pegawai tersebut. Jika hal ini tidak biasakan sejak dini dalam menulis di buku harian, maka ketika nanti menjadi pegawai yang harus menulis laporan kegiatan harian, tentu akan kesulitan, yang berimbas pada penerimaan”.
Ditemui di tempat terpisah, Koordinator program, Dr. Yusriadi juga menjelaskan tentang pentingnya buku harian, antara lain: “1) latihan mengingat sesuatu dan menuliskannya; 2) bahan untuk buku yang akan dipterbitkan; 3) latihan menulis setiap hari/rutin; 4) latihan meneliti/mengamati sekeliling untuk dideskripsikan; 5) kontrol diri dalam menjaga semangat menulis; 6) membantu diri agar bersyukur sebagai mahasiswa: bisa menulis kok tak menulis? Punya laptop kok tak menulis?; 7) menambah nilai peserta”.8) membahagiakan orang tua; dan 9) ladang amal yaitu ilmu yang bermanfaat.
Adapun cara menulis buku harian, ada 5 tips yang disampaikan oleh Dr Yusriadi, yaitu: Pertama, ada judul yang menjadi kepala karangan; Kedua, ada tanggal dan hari; Ketiga, Pilih salah satu topik yang menarik; Keempat, tulis seperti yang diingat, urutan-urutannya; Kelima, Kalau dalam bentuk cerita, maka selalu ada peristiwa, tokoh, tempat, waktu, dan usahakan ada dialog, atau kutipan.
Seperti biasa, di akhir acara panitia memberikan hadiah kepada peserta yang terbaik, yaitu satu buah buku. Pada pertemuan ketiga ini, peserta yang menerima hadiah adalah Indah Saraswati dari Program Studi Studi Agama-Agama (SAA) Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak.
“Alhamdulillah, akhirnya giliran Saya mendapat hadiah. Saya senang sekali. Sekaligus menjadi pemicu semangat saya untuk terus menulis”, ungkap Indah setelah menerima hadiahnya. [02/EL].