in ,

Yayasan Hamid Cek Surat Kemensos ke Pemprov

WhatsApp Image 2019 08 16 at 18.45.27

teraju.id, Pontianak – Ketua Yayasan Sultan Hamid Alkadrie, Anshari Dimyati dan anggota Dewan Pembina, Turiman Faturahman, Jumat, 16/8/19 mendatangi Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Tujuan mendatangi Kantor Gubernur untuk cek dan richeck surat Kementerian Sosial tertanggal 22/1/19 yang isinya menolak ajuan Sultan Hamid Alkadrie sebagai pahlawan nasional. Kedatangan Yayasan diterima mantan Pj Sekda yang kini Assisten II, Syarif Kamaruzzaman.

WhatsApp Image 2019-08-16 at 19.07.40

Menurut birokrat yang satu ini, benar bahwa Kemensos telah menyurati Gubernur, dan Gubernur Sutarmidji segera memberikan disposisi untuk melengkapi kekurangannya. “Disposisi itu ke Ass III,” ungkapnya
Yayasan Hamid kemudian mendapatkan penjelasan rinci dari Ass III, Syarifah Marlina Almutahar. Katanya, disposisi Gubernur tertanggal 30/1/19. Ia pun menggelar rapat bersama Dinas Sosial pada Februari. Hanya disayangkan, progres Dinas Sosial kategori lamban. Update di Ass III diterima pada Mei, dimana pihak ahli waris Sultan Hamid baru mendapat salinan surat Kemensos pada Juni 2019.

WhatsApp Image 2019-08-16 at 19.08.05

Ketua Yayasan Sultan Hamid Anshari sempat protes. Sebab pengusul Sultan Hamid II pahlawan nasional adalah Yayasan Hamid Alkadrie. Apalagi dalam ekspedisi surat dinas Sosial tidak jelas siapa ahli waris Kesultanan yang menerima. Hanya ada paraf. Tidak ada nama penerima.

Anshari Dimyati kemudian menerangkan, 3 point penolakan seperti tertuang dalam isi surat, semua sudah dipatahkan dalam penelitian tesisnya. Bahwa Sultan Hamid II Alkadrie tidak terlibat Westerling dan APRA. Ia juga absah perancang lambang negara.

WhatsApp Image 2019-08-16 at 19.08.24

Ass III kemudian memutuskan untuk mengundang pihak pengusul, tidak hanya Sultan Hamid II Alkadrie sebagai pahlawan nasional, tetapi juga ahli waris Oevaang Oeray dan Djeranding Abdurrahman. Tepatnya pada Selasa, 20/8/19.

Pada surat Kemensos disebutkan pada point 4 halaman dua, bahwa pengajuan Sultan Hamid II Alkadrie sebagai calon pahlawan nasional masih ada kesempatan 1x lagi. Momentum ini untuk dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Terutama mematahkan argumentasi Westerling, APRA, dan banyaknya pihak yang terlibat merancang lambang negara. (kan)

Written by Nur Iskandar

Hobi menulis tumbuh amat subur ketika masuk Universitas Tanjungpura. Sejak 1992-1999 terlibat aktif di pers kampus. Di masa ini pula sempat mengenyam amanah sebagai Ketua Lembaga Pers Mahasiswa Islam (Lapmi) HMI Cabang Pontianak, Wapimred Tabloid Mahasiswa Mimbar Untan dan Presidium Wilayah Kalimantan PPMI (Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia). Karir di bidang jurnalistik dimulai di Radio Volare (1997-2001), Harian Equator (1999-2006), Harian Borneo Tribune dan hingga sekarang di teraju.id.

1

Hindari Investasi Bodong dengan Literasi Keuangan

IMG 9475

Peringati HUT RI dengan Baju Telok Belanga dan Baju Kurung