in

Wakaf HMI Produktif dengan Kaderisasi

wakaf hmi.1
Foto Sertifikat Wakaf dan HMI Cabang Pontianak dengan Mesjid Annur di atasnya


Oleh: Nur Iskandar

Himpunan Mahasiswa Islam berdiri di Yogyakarta pada 5 Februari 1947 atas inisiatif seorang putra Batak-Sumatera Utara bernama Lafran Pane. Lafran gelisah dengan perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan RI yang diproklamirkan dwitunggal Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945 butuh dukungan sekuat tenaga dari kaum muda belia. Lafran sadar sesadar-sadarnya bahwa inti kekuatan muda belia di seantero nusantara adalah mahasiswa. Kenapa? Karena mereka punya idealismenya pada bangsa dan negara tanpa pretensi apa-apa. Pokoknya, serba ideal. Termasuk beragama, berbangsa dan bernegara.

HMI lahir dengan spirit mewujudkan insan akademis, pencipta, pengabdi, yang berwatak luhur, yang bertanggung jawab terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur, serta diridhoi oleh Allah SWT–Tuhan Yang Maha Kuasa. HMI dalam besutan Lafran Pane berjuang sekuat keilmuan dengan segala tetek-bengek idealismenya demi membangun Indonesia Merdeka.

Sosok yang telah ditetapkan Presiden RI Ir H Joko Widodo sebagai pahlawan nasional karena gerakan perjuangan keorganisasian cq kepemimpnan, keislaman dan keindonesiaan itu sampai pula ke bumi khaTULIStiwa etos kejuangannya. Mahasiswa dan pemuda di Kota Pontianak pun bergerak dalam organisasi HMI. Ketua pertama di HMI Cabang Pontianak adalah Haji Muhammad Nur asal Parit Mayor, Pontianak Timur. Namanya pun diabadikan oleh para kader berikutnya sebagai nama mesjid HMI Cabang Pontianak yang tumbuh di atas tanah wakaf seluas 704 meter persegi pada lokasi jantung Kota Pontianak, Jalan KH Wahid Hasyim atau dikenal warga Pontianak sebagai Jalan Penjara atau “Jalan Penjare”.

HMI merupakan organisasi kader. Kaderisasi HMI ditempuh lewat rekrutmen mahasiswa melalui latihan dasar kepemimpinan level ‘bassic, intermediete dan advance’. Istilah kader HMI bassic itu sama dengan Starata-1 (S1), S2 (Master) dan S3 (Doktor).

HMI adalah organisasi kader yang melahirkan banyak pemimpin lokal, nasional dan internasional. Wapres Jusuf Kalla, Ketua DPR RI Dr Ir H Akbar Tandjung, Beddu Amang, Mr Clean Menteri Keuangan Mar’ie Moehammad dst dsb sangat banyak pemimpin dari masa ke masa untuk Indonesia Raya. Termasuk Kepala Badan Pengatur Minyak dan Gas Bumi (BPH-Migas) selevel Menteri, Dr Ir H Fanshurullah Asa, MT adalah mantan Ketua Umum HMI Cabang Pontianak.

Mantan Ketua Umum HMI Cabang Pontianak, Drs H Awang Sofian Rozali ketika menjadi angota DPRD Provinsi Kalimantan Barat bertindak cepat menyambut lahirnya UU Wakaf No 41 Tahun 2004. Beliau mengurus semua berkas dan surat-surat gedung sekretariat HMI Cabang Pontianak dengan pertimbangan selamat aset umat dunia – akhirat. Sebab dengan payung hukum wakaf, maka aset ‘stop atawa berwakaf–atawa berhenti” sampai di situ kepemilikannya. Aset tersebut tidak boleh dijualbelikan sampai kiamat. Adapun fungsi keorganisasiannya, sesuai cita-cita dasar HMI terus diterapkan sesuai perkembangan zaman.

Tindakan heroik Awang Sofian Rozali ini disambut Korp Alumni HMI (KAHMI) dan Pengurus HMI Cabang. Mereka bertindak sebagai nazir kelembagaan. Adapun Awang Sofian Rozali bertindak selaku wakif. Tindakan heroik ini vise versa dengan kemelut di sejumlah tanah wakaf akibat tidak genah surat menyuratnya, maka ahli waris yang tidak kuat imannya kepada Allah datang menggoda. Datang menjual belikan aset wakaf. Tidak sedikit berperkara jadi tanah sengketa.

wakaf hmi.3

Alumni HMI yang menjabat selaku Walikota Pontianak, dr H Buchary Abdurrachman sohib dari pahlawan nasional Arif Rachman Hakim yang tewas dalam Peristiwa Malari, 1974, menyebutkan bahwa sertifikat wakaf yang terbit tanggal ‘berkode BPN’ 08-06 04/07-2006 No KK1408/5/BA.03.2/248/2006 adalah sertifikat wakaf pertama yang terbit di Kalbar senyampang lahirnya UU Wakaf No 41 Tahun 2004. HMI menjadi pelopor penertiban aset wakaf via sertifikat wakaf dan ikrar wakaf sehingga menjadi contoh pengelolaan aset wakaf secara produktif versi kaderisasi sebuah organisasi kepemudaan dengan hasil nan luar biasa. Banyak pemimpin dan petinggi negeri di NKRI ini menggunakan “full-skill” kepemimpinan yang digojlok dalam LK1, LK2 dan LK3 HMI. LK adalah Latihan Kepemimpinan. Adalah produk S1, S2, dan S3 versi pemimpin yang teruji dan terbukti lewat berbagai dinamika program kegiatan.

Mantan Ketua Umum HMI Cabang Pontianak Abriandi yang kini merupakan Kepala Sekolah SMK di Kota Pontianak dan pimpinan Mesjid Alhijrah Rumah Melayu-Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kalbar mengakui bahwa ia adalah salah satu dari nazir wakaf HMI Cabang Pontianak. Selain dirinya ada nama Ketua Umum KAHMI saat itu adalah Prof Dr H ChairilEffendy, MS yang juga adalah Rektor Universitas Tanjungpura, kini menekuni MABM, pengusaha rumah makan Beringin Drs H Martias HR dan pengurus HMI Cabang meliputi tiga nama: Ridwansyah, Herman dan Wahyu Hidayat.

wakaf hmi.2

Nazir pun bergerak cepat. Kantor HMI Cabang yang sudah lusuh dipugar dengan konsep mesjid terpadu. Mesjid yang dibangun dengan “Bala-Seribu”. Bala bantuan dari ribuan kader HMI maupun Korp Alumni HMI. Sehingga kini sudah tercatat 224 kali ibadah sholat Jumat. Atau sudah lebih dari 4.5 tahun. Mesjid Annur berdiri dengan megah berasitektur khas Insan Cita bersemboyan “yakin usaha sampai” sehingga disingkat dengan sebuah kata berbau-bau Jepang–Yakusa–Yakin Usaha Sampai.

Hingga tahun 2020 ini HMI Cabang Pontianak adalah satu-satunya organisasi kepemudaan dengan aset miliaran rupiah dimana mesjid–tempat termulia di muka bumi karena hanya orang beriman dan bertakwa yang memakmurkannya bernawaitu lillahi ta’ala–hanya berorientasi mencari ridho Allah SWT–berada di atasnya. Sebuah laboratorium wakaf produktif dengan legalitas sertifikat tanah wakaf pertama di Kota Pontianak sesuai UU Wakaf, sekaligus pertama juga bagi aset wakaf se-Kalimantan Barat.

Bagi pembaca yang tahu ada tanah wakaf, dan bingung bagaimana mengurusnya menjadi sertifikat wakaf sesuai UU Wakaf, bisa berguru ke Insan Cita HMI. Juga bagi pembaca yang ingin tahu bagaimana mengelaborasi oraganisasi kader dengan mesjid, bisa bertandang ke Mesjid Annur yang merupakan “cahaya” merebut dan mempertahankan kemerdekaan, seperti spirit khittahnya di 1947 bersama Pahlawan Nasional Lafran Pane. Sila datang ke Annur: Yakusa! (Penulis adalah pegiat Literasi Wakaf – Wakaf Literasi. Anggota Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kalimantan Barat Bidang Wakaf produktif. CP-WA 08125710225).

Written by Nur Iskandar

Hobi menulis tumbuh amat subur ketika masuk Universitas Tanjungpura. Sejak 1992-1999 terlibat aktif di pers kampus. Di masa ini pula sempat mengenyam amanah sebagai Ketua Lembaga Pers Mahasiswa Islam (Lapmi) HMI Cabang Pontianak, Wapimred Tabloid Mahasiswa Mimbar Untan dan Presidium Wilayah Kalimantan PPMI (Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia). Karir di bidang jurnalistik dimulai di Radio Volare (1997-2001), Harian Equator (1999-2006), Harian Borneo Tribune dan hingga sekarang di teraju.id.

flayer aksi.3

Akselerasi Indonesia Selenggarakan Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan Perusahaan

republik

Republik yang Didirikan Pecinta Buku