in ,

Shalat Jumat di Mesjid PM Brunei Asha Shalihin

IMG 20190301 153442 328

teraju.id, Bandar Sri Begawan – Berada di antara Gedung Perdana Menteri dan istana Putra Mahkota Brunei, mesjid Ash Shalihin salah satu mesjid megah dan indah di Bandar Sri Begawan ibukota negeri petrodolar. Azan Jumat berkumandang pukul 13.30 waktu setempat.

Dengan jumlah jamaah mencapai seribu orang, mesjid yang diresmikan pada 2012 berdisain seni Maroko tampak indah dengan kaligrafi serta ukirannya.

Mihrab didominasi frame hitam berlapis ayat suci Alquran. Balok batu seperti pintu pintu menyerupai seni yang dipahatkan di Mesjidil Haram kota Mekah dan Nabawi di Madinah Al Munawwarah. Di bawah kubah utama mihrab, pada bagian lantai tertanam lampu tembak sehingga memancarkan sinar pantul dari pecahan ubin sehingga biasnya laksana berlian. Posisi imam agak mundur ke belakang.

IMG_20190301_153355_646

Sejadah cokelat muda terbentang untuk imam. Di belakangnya sejadah dengan warna dan tekstur yang sama membentang untuk petinggi kerajaan sekaligus imam pengganti. Sejadah tersebut berada di atas karpet merah marun nan lembut.

Mimbar khutbah terbuat dari kayu mengkilap. Tampak bersih tanpa debu apalagi sawang sawang, walaupun di dalam rongga ukiran. Tampak selalu dibersihkan.

Khatib yang naik mimbar Jumat, 1/3/19 masih muda. Ia berkopiah putih dibalut sorban. Berbaju gamis putih panjang ia menguraikan syariat silaturahmi dan hikmahnya. Isi khutbah tersebut diperkuat dengan lantunan ayat Quran yang menyitir bahwa umat Islam adalah umat terbaik, karena menyuruh kepada kebaikan serta mencegah segala kemaksiatan.

Pengalaman pertama shalat Jumat di Bandar Sri Begawan, terasa sama dengan di Kampung Sungai Raya Dalam atau sebagian besar mesjid Indonesia. Ada maasyiralnya. Yakni pembacaan hadits bahwa khutbah Jumat sama dengan empat rakaat Zuhur. Oleh karena itu simak dengan seksama, jangan bercakap cakap. Jika bercakap cakap, maka sia sialah shalat Jumatnya.

Pada saat bersama staf KBRI dikatakan bahwa isi khutbah Jumat adalah sama di seluruh Brunei. Teks khutbah dikeluarkan oleh tim ulama yang khusus menyusun hal tersebut. Jadinya seragam. Hal ini berbeda dengan Indonesia yang mana khatib bebas menyampaikan gagasan gagasannya. Tetapi tetap dalam konteks menegakkan yang makruf dan mencegah kemungkaran.

Uniknya, sebelum azan Jumat dikumandangkan, ada shalat hajad dua rakaat yang dilakukan berjamaah. Isi hajad tergantung daripada doa masing-masing, tetapi sesuai shalat, Imam membimbing doa bersama. Di dalam doa itu ada permohonan bimbingan Allah buat keselamatan bangsa, negara, dan Sultan.

Teks doa telah dilaminating. Imam tinggal mengambilnya dari dalam kotak kayu yang terukir indah dan berada di pisisi kanannya. Segala sesuatu tertib sekali di Bandar Sri Begawan. “Waktu Jumat di Brunei libur seperti hari Minggu,” kata staf KBRI.

IMG_20190301_153412_899

“Bagi muslim yang keluyuran di waktu shalat Jumat bisa diciduk polisi. Hukumannya denda 40 an juta kalau dirupiahkan.”

Begitulah Brunei dengan 400 an ribu penduduknya. Negeri mayoritas Islam dengan menegakkan syariat Islam. (Nuris)

Written by Nur Iskandar

Hobi menulis tumbuh amat subur ketika masuk Universitas Tanjungpura. Sejak 1992-1999 terlibat aktif di pers kampus. Di masa ini pula sempat mengenyam amanah sebagai Ketua Lembaga Pers Mahasiswa Islam (Lapmi) HMI Cabang Pontianak, Wapimred Tabloid Mahasiswa Mimbar Untan dan Presidium Wilayah Kalimantan PPMI (Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia). Karir di bidang jurnalistik dimulai di Radio Volare (1997-2001), Harian Equator (1999-2006), Harian Borneo Tribune dan hingga sekarang di teraju.id.

IMG 20190228 152555 390

Facebook Latih Monetisasi Media Siber

leo

Pasinaon: Kejujuran