teraju.id, Nusantara – Masyarakat luas mengusulkan agar buku Biografi Politik Sultan Hamid II dapat segera dicetak ulang karena isi di dalamnya menjawab semua tuduhan negatif atas dirinya. Yakni melalui riset ilmiah yang dibedah secara detail serta bisa dipertanggung jawabkan. Begitupula bukti-bukti detail bahwa Sultan Hamid II adalah perancang lambang negara yang kita gunakan sampai sekarang ini. Yakni sejak 11 Februari 1950 dalam rapat parlemen RIS bersama Presiden Soekarno dan PM Moh Hatta.
“Kami merasa perlu untuk membaca dengan jujur, jelas dan jernih,” kata warga dari Ketapang. Dia mengaku tak bisa membaca karena bukunya ada di Perpustakaan Wilayah dan Universitas, sementara di kampungnya jauh dari ibukota. Juga sinyal internet “kedau-kedau” untuk dapat mengakses versi elektronik.
“Kami sedang urus hak cipta untuk dapat dibagikan secara virtual,” kata salah seorang penulis Turiman Faturahman Nur. Ia dkk penulis siap berbagi isi buku tersebut.
Warga lainnya dari kesultanan usul agar buku ini dapat dicetak dengan kerjasama antarlembaga. Selain pemerintah, juga kesultanan Nusantara. Selain itu tentu pihak swasta yang mau berpartisipasi. “Udahlah Bang, open PO jak pon oke,” kata warga lainnya. Open PO adalah istilah pasar untuk langsung pesan cetak terbatas. Memang buku ini sekarang sudah habis di pasaran. Bahkan ketiga penulisnya mengaku sudah tidak pegang buku cetaknya melainkan tersisa versi lunak di laptop masing-masing. (kan)