teraju.id, Sintang – Hotel Kartika yang menghadap sungai terpanjang di Indonesia menjadi saksi, bahwa betapa para tokoh masyarakat cinta damai. Hal ini menyikapi situasi Kalbar yang sempat panas menyoal penolakan ulama Front Pembela Islam 5/5/17 silam.
Mereka dari kalangan Dayak, Melayu hingga awak media. Duduk semeja dalam rasa kekeluargaan dan ditutup dengan makan bersama, Kamis, 11/5 /17.
Tampak hadir mantan bupati Mempawah, Cornelius Kimha, mantan bupati Landak Adrianus Asia Sidot, Prof H Alamsyah Hasan Brooks, wakil Kerajaan Landak, Gusti Nanang, Alfakar, LPM dan tokoh lintas etnis maupun agama. Mereka juga membahas isu sosial media berkenaan dengan pengerahan massa melayu maupun dayak pada tanggal 20/5/17.
Di sosial media kentara seruan berkumpul di Masjid Raya Mujahidin untuk masa melayu dengan tujuan bela ulama. Sedangkan pada tanggal yang sama juga ada gawai adat dayak di rumah radakng. Isi sosial media tak sedikit berisi provokasi sehingga membuat pembaca mudah terpancing emosi jika tidak pandai menahan diri.
Para tokoh di atas punya pandangan yang sama bahwa keamanan Kalbar mesti dijaga secara bersama sama. Juga secara profesional diserahkan kepada Polda.
Sikap para tokoh tersebut di atas turut andil menyejukkan Kalbar yang terkenal sebagai provinsi rawan konflik. Di daerah ini tercatat dalam sejarah bahwa setiap 30 tahun ada pertikaian besar berdarah.
Sebelum pertemuan para tokoh dayak dan melayu di Kartika, MABM telah lebih dahulu menegaskan bahwa Rumah Melayu tidak memberikan izin sebagai tempat aksi 205 sebagaimana tersebar di sosial media.
Hal senada ditegaskan Kapolda, bahwa keamanan tetap dikontrol dengan tegas oleh aparat kepolisian. Adapun soal penolakan ulama dan pernyataan Gubernur Cornelis yang dinilai menyulut konflik disarankan untuk menempuh jalur hukum.
Di hari raya waisak, Kamis, 11 /5/17 jalanan kota Pontianak, Tayan, Sanggau, Sekadau hingga Sintang aman dan lancar. Aktivitas masyarakat Kalbar di dunia nyata sangat normal. Seperti tidak ada apapun yang mengganjal. Seperti di Kota Sintang yang sedang merayakan hari jadinya yang ke 655. Meriah. Massif. Aman. Padahal di kota ini juga pernah ada penolakan ulama, Tengku Zulkarnain. Juga ada pertemuan tokoh masyarakat dan pemda serta keamanan.
Sintang telah mengajarkan bagaimana menyelesaikan konflik tolak menolak ulama. Kalbar secara keseluruhan bisa melihat ke Kabupaten terbesar di Kalbar tersebut. (Nuris/Yaser)