Teliti Jahe Merah Obat Covid-19–Bintang Toedjoe Kerjasama 10.000 Petani dan LIPI

1 Min Read

teraju.id, TNN – Jahe merah sekarang semakin langka di Pontianak dan sekitarnya. Hal ini dikarenakan kandungan dalam jahe merah ini meningkatkan daya tahan tubuh serta diyakini sebagai obat herbal mujarab.

Sebelum Covid-19 merebak, harga jahe merah dipandang sebelah mata. tapi kini Rp 60.000 per kilogramnya. “Saya selalu beli untuk kebutuhan minuman sehari-hari dalam rangka meningkatkan daya tahan tubuh. Apalagi kini Pandemi Covid-19,” ungkap seorang ibu rumah tangga kepada teraju.id.

Lokasi pasar rakyat di kawasan Purnama memang selalu menyediakan jahe merah yang dipasok dari daerah pertanian Punggur dan sekitarnya.

Di level nasional, perusahaan obat PT Bintang Toedjoe menjalin kerjasama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) serta 10.000 petani jahe merah untuk proyek penelitian jahe merah mengobati Covid-19. Sementara secara teori diketahui fungsi antioksidan yang tinggi memang terdapat di dalam rimpang jahe merah. Kandungannya lebih tinggi ketimbang rimpang atau herbal lainnya.

Bintang Toedjoe dan LIPI juga membahas penegakan hoax atau fakta uji klinis jahe merah sebagai immunodulator untuk pasien Covid-19. Ekosistem kerja sama itu menurut laporan Kompas terbentuk sejak 2015 dengan menggandeng pemerintah dan partner-partner extractor untuk memastikan standar kualitas ekstrak jahe merah. (kan)


Kontak

Jl. Purnama Agung 7 Komp. Pondok Agung Permata Y.37-38 Pontianak
E-mail: [email protected]
WA/TELP:
- Redaksi | 0812 5710 225
- Kerjasama dan Iklan | 0858 2002 9918
Share This Article
Hobi menulis tumbuh amat subur ketika masuk Universitas Tanjungpura. Sejak 1992-1999 terlibat aktif di pers kampus. Di masa ini pula sempat mengenyam amanah sebagai Ketua Lembaga Pers Mahasiswa Islam (Lapmi) HMI Cabang Pontianak, Wapimred Tabloid Mahasiswa Mimbar Untan dan Presidium Wilayah Kalimantan PPMI (Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia). Karir di bidang jurnalistik dimulai di Radio Volare (1997-2001), Harian Equator (1999-2006), Harian Borneo Tribune dan hingga sekarang di teraju.id.