in ,

Tuntunan Menyambut Ramadhan

images

Oleh: Rahmap

Dalam hitungan belasan hari lagi umat Islam akan memasuki bulan Ramadhan 1438 H, bulan yang penuh dengan nilai spiritual. Hal itu yang membuat hati orang-orang yang merindukannya gembira dan bersuka ria mulai dari penyambutannya sampai saat perpisahannya.

Dalam menyambut bulan yang penuh rahmat dan ampunan tersebut, setidaknya setiap umat Islam melakukan hal-hal; (1) Bersuka cita, bergembira dan senang karena berjumpa dengan bulan Ramadhan adalah karunia yang amat besar dari Allah Swt. atas hamba-hamba-Nya. (2) Bertekad untuk mengisi bulan Ramadhan tahun ini dengan sebaik-baiknya. Karena bisa jadi bulan Ramdhan ini adalah yang terakhir bagi kita. (3) Bertawakal dan ber-isti’anah kepada Allah. Karena tidak sekejap mata pun kebaikan akan dapat dilakukan tanpa taufiq dan pertolongan dari-Nya. (4) Bertaubat kepada Allah atas segala dosa. Karena ibadah dan amal shaleh hanya mampu dikerjakan dengan hati yang bersih dan jiwa yang kuat, dan dosa membuat hati menjadi kotor, serta jiwa menjadi lemah. (5) Mulai membiasakan puasa dan ibadah yang lainnya dari sejak sekarang. Karena manusia sangat dipengaruhi kebiasaan. (6) Mempelajari kembali ilmu yang berkaitan dengan ibadah puasa.

Ketika berpisah dengan Ramadhan tahun lalu mungkin kita berdoa semoga kita dipertemukan lagi dengan Ramadhan tahun ini. Saat ini, mungkin kita sudah mengetahui ada orang-orang yang tidak dapat bersua dengan bulan Ramadhan tahun ini karena sudah dipanggil oleh Allah Yang Maha Kuasa. Bagi kita yang mungkin ditakdirkan berjumpa dengan bulan Ramadhan tahun ini wajib bersyukur kerena hal ini merupakan suatu nikmat yang amat besar nilainya. Salah satu bentuk kesyukuran kita ialah dengan banyak berdoa baik ketika menjelang ramadhan maupun saat beribadah di dalamnya sesuai dengan tuntunan Nabi Saw.

Dikatakan bahwa jika Nabi Saw. melihat hilal (bulan sabit tanggal satu), baik hilal Ramadhan ataupun bulan-bulan yang lain, beliau berdoa: “Ya Allah, terbitkanlah (dan tampakkanlah) hilal kepada kami (diiringi) dengan keberkahan dan keimanan serta keselamatan dan keislaman, (jadikanlah dia) sebagai hilal kebaikan dan petunjuk, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah.” (HR. At-Tarmidzi (9/142). Hadist ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam Shahih Al-Wabilush Shayyib, hal. 220) dengan lafaz; “Allah Maha Besar, Ya Allah! terbitkanlah dan perlihatkan hilal kepada kami dengan penuh keamanan dan keimanan serta keselamatan dan keislaman. Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah”. Doa ini dibaca ketika melihat hilal di bulan Ramadhan atau bulan-bulan lainnya.

Adapun bacaan doa-doa tertentu ketika masuk bulan Ramadhan, ada ulama menyatakan tidak mengetahui yang hal seperti itu. Penulis berpendapat bahwa kalau ada seorang muslim berdoa kepada Allah agar dibantu menjalankan puasa di bulan itu dan puasanya maqbul, maka hal itu tidak masalah. Hanya saja, dia tidak boleh menentukan (doa-doa tertentu sebagai) doa-doa khusus (untuk bulan Ramadhan). Dalam rangkaian ayat Al-Qur’an mengenai puasa di bulan Ramadhan terselip suatu ayat yang secara khusus membicarakan soal berdoa. Di dalamnya Allah Swt. perintahkan semua hamba-Nya yang beriman untuk berdoa kepadaNya. Allah Swt. berjanji untuk mengabulkan doa setiap hamba-Nya dengan ketentuan bahwa orang yang berdoa harus terlebih dahulu memenuhi tiga syarat; (1) Memohon hanya kepada Allah Swt. bukan selainNya. (2) Memenuhi segala perintahNya, dan (3) Beriman kepada Allah Swt. yang Maha Kuasa mengabulkan permintaan dan menetapkan taqdir segalanya.
أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS Al-Baqarah ayat 186)

Bulan Ramadhan merupakan bulan di mana orang beriman mempunyai kesempatan begitu luas untuk berdoa kepada Allah subhaanahu wa ta’aala. Adapun waktu-waktu mustajab tersebar dalam beberapa momen khusus sepanjang Ramadhan.

ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالْإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Ada tiga golongan yang doa mereka tidak ditolak: (1) orang yang berpuasa hingga ia berbuka, (2) imam yang adil dan (3) doa orang yang dizalimi.” (HR Tirmidzi 3522)

Dalam hal berdoa, orang yang berpuasa disetarakan dengan pemimpin yang adil dan orang terzalimi. Doa orang yang berpuasa adalah mustajab, didengar dan diterima oleh Allah Swt. Setiap orang yang faham hadits ini akan semakin bergembira menyambut Ramadhan. Oleh sebab itu, selama 29 atau 30 hari puasa di bulan Ramadhan berarti selama itu pula peluang doa-doa orang berpuasa dikabulkan oleh Allah Swt. Terlebih lagi waktu menjelang berbuka ketika orang berpuasa menanti suara azan Magrib dikumandangkan. Kita harus berusaha agar dapat memanfaatkan setiap waktu sebaik-baiknya untuk selalu berdoa kepada Allah Swt. Oleh karena itu, penulis mengajak pembaca mari manfaatkan kesempatan emas menjelang berbuka dengan mengajukan berbagai permintaan kepada Allah Swt. Boleh jadi ada sebagian umat Islam yang tidak memahami pentingnya berdoa di bulan Ramadhan sehingga mereka hanya menghabiskan waktu dengan melakukan hal-hal yang jauh dari tuntunan Rasulullah. Mereka hanya asyik ngobrol dan bermain yang tidak berfaedah terutama pada saat-saat menjelang magrib di bulan Ramadhan. Kita perlu perhatikan dan memahami makna hadits berikut:

سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً مَا تُرَدُّ
“Sesungguhnya orang yang berpuasa memiliki doa yang tidak tertolak pada saat berbuka.” (HR Ibnu Majah 1743)
Adapun doa yang diajarkan Nabi Saw. untuk dibaca menjelang ifthar ialah sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits di bawah ini:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّه
“Telah hilang dahaga, telah basah urat-urat dan semoga ganjaran didapatkan, insya Allah.” (HR Abu Dawud 2010)
Mengapa di dalam doa berbuka, Nabi Saw. mengatakan: ”…dan semoga ganjaran didapatkan, insya Allah”. Karena yang sangat diharapkan oleh setiap orang beriman bukan semata kegembiraan pertama sewaktu berbuka di dunia, melainkan yang lebih diharapkan ialah kegembiraan kedua yaitu saat bertemu Allah Swt. di hari kemudian. Orang beriman ketika itu bergembira berjumpa Allah Swt. karena puasanya sewaktu di dunia diterima olehNya. Demikianlah Nabi Saw. bersabda dalam hadits sebagai berikut:

لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ
Bagi orang yang berpuasa terdapat dua kegembiraan. Kegembiraan saat berbuka dan kegembiraan saat kelak perjumpaannya dengan Allah ta’aala karena ibadah puasanya.” (HR Bukhary 1771).
Hidup manusia di dunia adalah pergantian antara susah dan senang. Oleh karena itu, selama bulan Ramadhan, sebaiknya kita membaca bacaan yang Nabi Saw. baca dan ajarkan ketika menghadapi keadaan susah maupun menerima karunia. Untuk mengantisipasi kesusahan, Nabi Saw. melazimkan kalimat istighfar sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barangsiapa yang tetap melakukan istighfar, maka Allah subhaanahu wa ta’aala akan membebaskannya dari segala kesusahan dan melapangkannya dari setiap kesempitan serta akan memberinya rezeki dari jalan yang tidak diduganya.” (HR Abu Dawud 1297)
Sedangkan ketika menerima karunia, Nabi Saw. menganjurkan kita membaca doa sebagaimana dijelaskan dalam hadits berikut:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَى عَبْدٍ نِعْمَةً فَقَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ إِلَّا كَانَ الَّذِي أَعْطَاهُ أَفْضَلَ مِمَّا أَخَذَ
“Setiap orang yang diberi karunia Allah ta’aala lalu ia membaca ‘Alhamdulillah’, maka Allah ta’aala akan berikan yang lebih utama daripada apa yang telah ia terima.” (HR Ibnu Majah 3795) Ya Allah, basahi lidah kami dengan selalu mengingat-Mu. Cerdaskan kami dalam mengajukan doa-doa kepada Engkau sesuai situasi dan kondisi. Kami mengikuti teladan Nabi dan Rasul-Mu Muhammad Saw. Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami di Ramadhan tahun ini.

Kesimpulan dari tulisan ini ialah kita sambut bulan Ramadhan sebagai tamu mulia dengan ungkapan “marhaban ya ramadhan” dan kita akan berikan pelayanan sesuai seleranya. Ramadhan ingin kita bergembira dan siap diarahkan untuk lebih dekat dengan Allah, lebih taat kepada Rasul-nya, lebih berbakti kepada kedua orang tua, lebih empati kepada kaum dhu’afa dan lebih damai dengan sesame. Dengan cara seperti ini dosa-dosa kita akan terampunkan dan doa-doa kita akan diijabah oleh Allah Swt. Wallahu a’lam bisshawab. (Penulis Dosen IAIN Pontianak)

Written by teraju

mosque1

Ibadah Puasa

images24

Berjibaku Menghidupkan Malam-Malam Ramadhan dengan Tarawih