Oleh: Nur Iskandar
Memegang amanah di bidang wakaf produktif bersama ilmuan Muhammadiyah, H Nilwan Hamid, M.Pd di Badan Wakaf Indonesia Provinsi Kalimantan Barat semua peluang kita jajaki. Termasuk kisah sukses BWI Kepri di Batam yang sukses mengelola wakaf produktif dengan rumah potong hewan.
Kamis, 19/11/20 pukul 13.30 kami diterima Kadis Pertanian Tanaman Pangan Kota Pontianak H Bintoro Agung Widodo di ruang kerjanya. Bersama saya ikut alumni SMT Pertanian Flora Agung Syafrani dan konsorsium pegiat wakaf produktif Tawaf Indonesia Muhammad Azdi, Huntung Dwiyani, Oscar Andjioe dkk. Kami bicara prospek dan potensi.
Bintoro Agung Widodo menyambut antusias. Ia bicara bisnis sapi hingga keladi. Juga bicara beras dan air bersih.
“Kita punya 4 rumah potong hewan,” ungkapnya. RPH itu butuh jusela. Jusela adalah juru sembelih hewan yang sesuai syariat. Perlu kerjasama. Perlu pelatihan. Di sini pintu kebersamaan bisa dimulai dengan angka miliaran per tahun bersama BWI dan Tawaf Indonesia.
Ia kasih hitungan 25 ribu unggas dipotong setiap hari x 150,- x 30 hari x 12 bulan. Hasilnya 1M lebih. Riil. Nyata. “Kita mulai dari unggas saja. Hulu sampai hilir.” Katanya. Sapi hingga keladi? Setelahnya. Ikutannya. Selamat buat BWI bersama Tawaf Indonesia. Berdayakan potensi yang ada untuk kesejahteraan umat lewat skema wakaf produktif yang diatur dalam UU Wakaf No 41 tahun 2004 hingga Peraturan BWI tentang Wakaf Uang. (Penulis adalah pegiat Literasi Wakaf. Anggota BWI Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat)