Oleh: Samsu Sambang Jagad
Sedih bercampur pilu
Mengenang ini kampung
Tahun 92-an ketika itu, seorang Opu Ayah ( kami menyebutnya begitu) mengundang kami berdua Sam Adiyudha dan Arman Adiguna ( pimpinan RSPD Palopo) untuk masuk lokasi kebunnya di Wara Malangke Kab Masamba.
Opu ayah punya tanah garapan adat hampir puluhan ha. Dulu kabarnya tempat itu bekas persembunyian gerilyawan mujahhid kahar.
Opu ayah punya satu istri empat anak, 3 laki laki 1 perempuan bungsu namanya Andi Tenri. Waktu itu mereka masih remaja.
Kabar terakhir, tahun 2000-an Opu ayah meninggal dunia ( kami sebut gugur) akibat berkelahi dengan seseorang yang konon ingin menyerobot tanah garapannya. Astaghfirulloh.
Opu ayah orangnya baik hati, sosok trengginas, pekerja keras, saking baiknya waktu itu kami ditawari tanah kebun.
“Nak Samsu, kalo mau tanah kebun, ambilmi barang 1 atau 2 hektar. Kalo ada saudara jawa yang sulit dikota, suruh masuk kebun garap saja 1 ha” , kata opu ayah saat itu.
Kami tak berpikir soal tawaran kebun itu. Tak kami tolak, tak juga kami iyakan.
Saat itu kami hanya berpikir, senang bergaul kekeluargaan. Apalagi saat itu masih aktif di Makassar Press ( Pemrednya alm A Moein MG) sambil nyiar di radio RSPD Palopo.
Kini, juli 2020, setelah hampir 30an tahun berlalu, pasca musibah banjir bandang Masamba, kami gak tau lagi bagaimana nasibnya mereka keluarga opu ayah dan tetangga tetangganya di Malangke…kampungnya Evi Dangdut Akademi .
Sedangkan kota dan desa pun rusak parah diterjang air bandang bercampur lumpur dari arah gunung..
Malangke..
Opu ayah..
Andi Tenri dan saudara” lainnya.
Semoga Alloh SWT menjamahnya dengan kebahagiaan tersendiri yang serba terrahasiakan…caranya…
Al-Fatihah…