Oleh Tengku Turiman Faturahman Nur
Marie van Delden, Maha Ratu Mas Mahkota Kesultanan Pontianak sangat berkarakter … dan dalam mendampingi SHIIA ..Marie sangat mendukung perjuangan suaminya dlm memerdekan bangsanya. Marie juga membela dan mendukung suaminya yg dikhianati rekan2nya sendiri yg merasa tak mampu menyaingi Sang Pahlawan dari Kesultanan Al-Qadriyah, Pontianan, Kal-Bar.
Sampai akhir Hayatnya, sampai berumur 95 thn, Sang istri Marie van Delden tetap setia pads SHIIA.
Ketidakmampuan rekan2nya sendiri bersaing terlihat baik dalam bidang akademis, intelektualitas –mslnya penguasaan diplomasi politik luar negeri yg tinggi serta kemampuan aktif 6 bahasa asing — kenegarawanan dan ide & pemikiran cemerlang ttg sistem federalisme, maupun dalam kepribadian dan bentuk fisik yg mantap.
Keunggulan SHIIA dlm berbagai bidang ketimbang mereka, para pesaing yg merasa tersaingi — padahal SHIIA tdk pernah menyaingi siapapun, menimbulkan petaka pd dirinya ia terlempar dalam sejarah bangsanya sendiri — karirnya habis terbunuh (lihat Taufik Abdulla, 1990), difitnah dan dituduh sebagai pelaku makar dan pengkhianat.
Kerja keras para anggota dan pengurus Yysn Sultan Hamid II dgn didukung Pemerintah Prop. Kal-Bar beserta seluruh jajarannya, seluruh rakyat Pontianak dan seluruh keluarga besar Alawwiyyin/Hadhrami dan Al-Qadarie pd khususnya bertujuan bukan hanya memperjuangkan kepahlawan SHIIA, ttp juga membersihkan namanya dan memulihkan harkat dan marwah SHIIA dan klrga besarnya yg difitnah, dizalimi dan dihancurkan di dlm negaranya sendiri. Sultan Hamid II Sultan ke VII Kesultanan Pontianak, anak bangsa Indonesia yang pertama lulus akademi militer Breda Belanda, Ketua BFO dan diplomat yang ulung di KMB dalam pengakuan kedaulatan RI 27 Desember 1949, Menteri Negara RIS yang menyiapkan lambang negara dan gedung parlemen RIS, Saksi hidup pelantikan Soekarno Presiden RIS dan penjemput Soekarno (sang penyedia pesawat chatalina) di Muntok Bangka untuk starting point’ perjuangan kemerdekaan RI yang berdaulat, (perundingan inter Indonesia 1 dan 2, koordinator teknis Panitia Lambang negara, perancang gambar lambang Negara RI.(*Penulis adalah dosen hukum tatanegara di Universitas Tanjungpura, peneliti Lambang Negara)