Oleh: Wulan Widyanti Asih
Sabtu, 26 Oktober 2019 bertepat di Sport Center IAIN Pontianak. Mahasiswa Semester I, FTIK IAIN mendapat Bimbingan Karya Tulis Kami wajib belajar tentang karya tulis karena semua hal yang dilakukan manusia selalu berhubungan dengan menulis. Khususnya mahasiswa diharuskan untuk bisa menulis karena suatu saat nanti, ketika tiba saatnya mahasiswa harus membuat skripsi dan otomatis kita dipaksa untuk bisa menulis. Bagaimana kita menyelesaikan skripsi jika kita tidak tahu dan malas menulis? Skripsi tidak akan pernah selesai jika mahasiswa malas menulis.
Materi saat Bimbingan Karya Tulis yang dibawakan oleh Ibu Ninda sangatlah unik dan menarik. Saat penjelasan materi, yang tampil dalam slide bukanlah tulisan penuh yang bisa membuat kita sakit mata, tapi melainkan hanya sebatas kata – kata pendek yang mendorong mahasiswa untuk mau menulis. Spesialis dokter kejiwaan pun mengatakan bahwa menulis itu bisa menghilangkan depresi karena menulis itu akan mewakilkan perasaan kita yang terpendam dalam hati dan kita tuangkan dalam menulis. Artinya, menulis dalam meningkatkan daya kejiwaan kita menjadi lebih baik. Psikologi kita akan jauh lebih baik jika kita tuangkan perasaan kita pada tulisan. Tapi harus diingat kembali bahwa apa yang kita tulis itu tidak mengandung unsur SARA dan tidak ada unsur kebencian kepada salah satu pihak. Apalagi di zaman modern ini sosial media menjadi bahan utama untuk menulis. Jika disalahgunakan, akan berakibat fatal dan dapat merusak nama sediri dan orang lain.
Selanjutnya, menulis juga dapat menambah wawasan. Jika menulis itu dapat memperoleh uang, itu adalah bonus dan bisa juga menjadi motivasi untuk kita.
Menjelang akhir materi, Ibu Ninda mengajak kami praktik menulis. Mahasiswa yang hadir bersemangat dan sangat serius saat menulis. Mereka menuangkan pikirannya dan menulisnya dikertas selembar. Ada yang menulis tentang guru favorit mereka. Saat mereka menulis, mereka sekaligus mengingat momen – momen baik atau buruk pada guru favoritnya yang sekarang hanya menjadi kenangan. Ada juga yang menulis tentang keinginan mereka jika sudah menjadi guru. Mereka pasti berangan – angan akan hal itu. Pada saat itulah otak berpikir untuk berkhayal sekaligus menyusun kata – kata. Mereka berkhayal dan berkeinginan untuk menjadi guru yang terbaik untik muridnya. Mereka menulis cara mengajar dengan baik nantinya jika mereka sudah menjadi guru dengan cara yang berbeda – beda. Tentunya cara tersebut disukai dan disenangi oleh murid – muridnya.
Saat mereka menulis, mereka juga dibimbing oleh kakak – kakak dari anggota Rumah Literasi yang sekaligus menyampaikan ilmu baru kepada kami. Kami jadi termotivasi untuk rajin menulis. Perumpamaan kata yang diambil dari salah satu scene di film Negeri 5 Menara, “Kamu bisa mengubah dunia hanya dengan tulisan”, itu bisa membuat kami tertuju untuk rajin menulis dan selalu berpikir positif bahwa tulisan itu sebagai jembatan orang – orang untuk mengetahui sebuah informasi. Lewat tulisalah seseorang mengetahui informasi yang tertulis dan jelas.
Jadi sekarang, mulailah untuk menulis walaupun satu kalimat. Ingatlah bahwa tulisanmu itu akan menjadi jembatan sebagai penghubung. Jika kalian senang, sedih, marah, dan gelisah tuangkanlah dalam secarik kertas dan simpanlah tulisan itu sebagai pelampiasan perasaanmu.
*Mahasiswa PAI I/A, FTIK IAIN Pontianak