Oleh: Wajidi Sayadi
Judul ini adalah materi Khutbah Jumat yang disampaikan di Masjid Raya Mujahidin Pontianak, 6 Nopember 2020/20 Rabiul Awal 1442 H.
Di antara sunah Rasulullah SAW. yang seharusnya diteladani, ialah:
Pertama, selalu merasa optimis dan bersikap produktif.
Rasulullah SAW. pernah ditanya:
أَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ قَالَ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ قَالَ فَأَيُّ النَّاسِ شَرٌّ قَالَ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ
Siapakah manusia yang terbaik ya Rasulullah SAW.? Rasulullah SAW. menjawab: ”Orang yang terbaik ialah orang yang panjang umurnya dan kualitas amalnya makin bagus. Lalu ditanya lagi, manusia yang terburuk? Beliau menjawab: ”Orang yang umurnya panjang, tapi kualitas amalnya justru makin buruk. (HR. Tirmidzi dari Abi Bakrah).
Hadis ini mengajak agar kita selalu optimis dan produktif, menjadi orang yang terbaik dengan cara selalu berikhtiar, berusaha memperbaiki diri untuk mengadakan perubahan dalam diri, yang kurang baik, diperbaiki, yang sudah baik ditingkatkan menjadi lebih baik lagi.
Masa pandemi seperti saat ini, sebagai tantangan justru semakin memicu untuk semakin optimis akan ada solusi dari setiap masalah dan tantangan hidup, yang penting diringi dengan ikhtiar yang produktif. Bahkan ada kecenderungan, di tengah masa pandemi justru muncul ide-ide kreatif untuk suatu usaha yang baik dan terbaik.
Rasulullah SAW. berpesan:
لَا تَحْقِرَنَّ مِنْ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا
Jangan memandang remah suatu kebaikan sekecil apa pun, (HR. Muslim dari Abu Dzarr al-Gifari).
Sekecil apa pun yang kebaikan yang diproduksi pasti akan membuka pintu kebaikan berikutnya sekaligus pintu keberkahan dan kemudahan hidup.
Kedua, berlapang dada, menghadapi berbagai tantangan kehidupan.
Rasulullah SAW. berpesan:
وَارْضَ بِمَا قَسَمَ اللَّهُ لَكَ تَكُنْ أَغْنَى النَّاسِ
Merasa senanglah dengan apa yang Allah tetapkan untuk kamu, niscaya kamu akan menjadi manusia yang paling kaya. (HR. Tirmidzi dari Abu Huraiirah).
Berjiwa besar dan berlapang dada menyikapi berbagai persoalan dan tantangan hidup sebagai bagian dari ketentuan takdir Allah akan membuat hati lebih tenang.
Ketenangan hati dan pikiran itulah kekayaan yang luar biasa.
Ketiga, harus selalu berpikiran positif, berbaik sangka.
Salah satu faktor sukses adalah selalu berpikiran positif. Sekaligus akan membuat hati lebih tenang. Sebaliknya, selalu berpikiran negatif, berprasangka buruk, menyalahkan orang lain, banyak mengeluh justru menjadi sumber kegagalan, bahkan membuat hati tidak pernah tenang, selalu resah dan gelisah.
Dalam hadis Qudsi, Rasulullah SAW. bersabda, Allah berfirman:
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ حِينَ يَذْكُرُنِي
Aku ada di sisi hamba-Ku sesuai dugaan prasangkanya kepadaku. Aku selalu bersamanya Ketika mereka ingat kepada-Ku. (HR. Muslim dan Abu Hurairah).
Orang yang selalu berpikiran baik, pikiran positif, maka kebaikan akan selalu mendekati dan mengelilingi kehidupannya.
Mereka yang selalu berpikiran buruk, berprsangka buruk, pikiran negatif terus, maka keburukan itu sendiri yang akan selalu mengitari kehidupannya.
Keempat, selalu dan tetap menjaga persaudaraan kebersamaan dan sinergisitas dalam menghadapi masalah.
Rasulullah SAW. bersabda:
الْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ وَالْفُرْقَةُ عَذَاب
Berjamaah (kebersamaan) adalah (mendatangkan) rahmat, sebaliknya bercerai berai akan mendatangkan malapetaka adzab. (HR. Baihaqi dari an-Nu’man bin Basyir).
kebersamaan dan sinergisitas antar semua pihak, pemerintah dan masyarakat harus tetap dijaga dan dipelihara dengan baik dengan saling bekerjasama. Inilah yang mempercepat turunnya Rahmat Allah. Salah satu rahmat Allah yang sangat diharapkan adalah keluar dan bebas dari pandemi Covid-19 ini.
Semoga.
Pontianak, Jumat, 6 Nopember 2020/20 rabiul Awal 1442 H.