Oleh: Beni Sulastiyo
Banyak hal yang sangat mengagumkan dari seorang UAS, salah satunya adalah tentang totalitas. Totalitas dalam mengasuh ummat!
Sejauh yang saya ketahui, TUAN GURU UAS selalu berupaya untuk memenuhi permintaan masyarakat dari manapun datangnya. Mau dari pusat kota, maupun dari pelosok daerah yang nun jauh di sana. Sejauh yang saya ketahui pula, Tuan Guru UAS tak pernah membeda-bedakan manusia berdasarkan status wilayah tempat tinggalnya.
Bagi beliau, manusia yang berada kota besar dan yang berada di kota kecil sama saja. Bagi beliau ibu kota dan anak desa tak ada bedanya. Semua wilayah yang ada manusianya itu, beliau perlakukan sama. Sama-sama dihargai, sama-sama diberikesempatan untuk didatangi.
Padahal UAS bukanlah figur biasa. Selain seorang mubaligh yang jenius, beliau juga adalah figur yang sangat populer.
Hingga saat ini, rasanya tak ada yang menyangsikan kepakaran dan kualitas intelektual yang beliu miliki. Pembelajarannya tuntas, dari level terendah, hingga sarjana level tertinggi.
Khusus di level kesarjanaan, beliau telah menyandang gelar dari S1 hingga S3 (P.hD). Sempurna!
Soal performance, rasanya tak ada pula yang berani menyangsikannya. Beliau adalah singa podium yang kharismatik, punya keterampilan komunikasi lisan yang jauh di atas rata-rata manusia biasa, serta cakap dalam menulis.
Maka panggilan Tuan Guru, rasanya tak berlebihan disandangkan oleh masyarakat kepada beliau. Gelar itu pas dan pantas dengan sosok beliau.
Itu baru dimensi intelektual dan performance saja. Kita belum lagi membahas tentang popularitas TUAN GURU di nusantara yang mampu melampaui artis ibukota, meng-atasi tokoh-tokoh politik, dan pejabat pada level menteri sekalipun.
Bahkan di kawasan negara rumpun melayu se-Asia Tenggara, rasanya tak ada satupun tokoh yang dapat melampui popularitas beliau.
Namun demikian, Tuan Guru UAS tak pernah menunjukan sikap MERASA. Merasa paling pintar, merasa paling berpengaruh, merasa paling terkenal.
Tuan Guru UAS tetap saja sama seperti UAS zaman dahulu. Tetap ramah dengan siapapun, selalu rendah hati, sederhana dan selalu bersikap apa adanya.
Tuan Guru pun selalu berusaha memenuhi undangan dari masyarakat tanpa menimbang jarak dan status kewilayahannya. Mau seribu kilometer kah jaraknya, mau kecamatan sajakah status wilayahnya, semua tak jadi masalah bagi beliau. Beliau selalu berusaha mensatanginya, beliau selalu berusaha memenuhinya. Masyaallah tabarakallah.
**
Foto yang saya posting itu adalah Foto TUAN GURU UAS yang sedang dalam perjalanan ke Sandai, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Beliau ke Sandai untuk memenuhi undangan dari masyarakat di sana. Dalam foto itu tampak TUAN GURU berada di atas speedboat, didampingi oleh Gurunda Ustaz Luqmanulhakim.
**
Sandai adalah sebuah daerah di Kalbar yang berstatus kecamatan. Letaknya ratusan kilometer di selatan Kota Pontianak.
Untuk menjangkaunya, kita harus terbang dulu ke Kabupaten Ketapang menggunakan pesawat. Waktu tempuhnya sekitar 1 jam.
Setelah itu dari Ketapang, perjalanan dilanjutkan menggunakan speedboat. Waktu tempuh yang diperlukan sekitar 3,5 jam.
Jadi untuk mecapai daerah sandai itu, waktu yang diperlukan tak kurang dari 4,5 jam. Kalau ditambahkan dengan perjalanan antar bandara serta waktu tunggu, untuk mencapai Kecamatan itu, mungkin memerlukan waktu sekitar 7 jam. Sangat jauh!
Saya tak tahu dimanakah lokasi persis yang akan dihadiri Tuan Guru UAS itu. Saya belum pernah ke sana sama sekali.
Padahal saya ini orang Kalbar lho Sodara-sodara sebangsa dan setanah air! Hahaa…masyaallah.
**
Demikian sekelumit cerita tentang…TOTALITAS TUAN GURU UAS dalam mengasuh nusantara.
Jauhnya jarak dan lamanya perjalanan, tak pernah dijadikan alasan bagi Tuan Guru untuk berbagi ilmu dan spirit kepada sesama. Perbedaan wilayah, perbedaaan suku dan bahasa tak pernah dijadikan kendala untuk menebarkan kasih sayang kepada umat manusia.
Kami yang muda harus lebih banyak bersimpuh agar dapat menyerap ilmu dan energi gerak mu untuk turut serta mengasuh nusantara.
Panjanglah umur Tuan Guru. Semoga Allah selalu mengasihi dan melindungimu.
**
Beni Sulastiyo
Pelayan Masjid Kapal Munzalan Kalbar