Oleh Beni Sulastyo
Baik, pertama-tama kita akan belajar dari Tok Ya, salah satu Guru masjid saya. Salah satu pembelajaran yang akan saya bagikan dari Tok Ya adalah tentang Pengusaha Mas.
**
Tok Ya adalah salah satu Pimpinan Masjid Kapal Munzalan. Beliau adalah investor utama pembangunan masjid ini. Profesi beliau adalah pengusaha properti. Pembangunan Masjid Kapal Munzalan yang ada di jalan Sungai Raya Dalam Pontianak itu dibiayai dari pendapatan beliau pribadi dari usaha penjualan kavlingan tanah.
Setahun yang lalu, Tok Ya menyampaikan sambutan dalam sebuah acara rapat penggiat Masjid Kapal Munzalan. Dalam sambutan itu ada satu ucapan beliau yang saya pikir penting untuk saya bagikan kepada para sahabat sekalian. Yaitu tentang PENGUSAHA MAS.
Dalam sambutan itu, Tok Ya berkata begini, “Teman-teman yang di Rahmati Allah. Di dunia ini salah satu profesi terbaik adalah menjadi pengusaha. Namun, berdasarkan pengalaman saya sebagai pengusaha, hanya ada satu usaha yang paling hebat saat ini, yaitu menjadi PENGUSAHA MAS!
Setelah menyampaikan ucapan itu, Tok Ya menjeda sambutannya. Saya penasaran. Pengusaha emas? Pengusaha tambang emas maksudnya? Masak sih, tanya saya dalam hati.
Mana ada lagi tanah yang mengandung emas yang tersisa di Republik ini. Semuanya sudah habis dikapling oleh para pengusaha dan keluarga pejabat. Saya pensaran. Saya ingin mendengar penjelasan lebih lanjut dari Guru saya ini.
Tak beberapa lama, Tok Ya kemudian melanjutkan sambutannya.
“Temen-temen, Pengusaha Mas yang saya maksud bukanlah pengusaha dalam bidang pertambangan emas. Mas yang saya maksud adalah Masjid. Jadi PENGUSAHA MAS yang saya maksud adalah PENGUSAHA MASJID!”
“Jadi profesi yang paling hebat saat ini hingga hari kiamat nanti adalah menjadi PENGUSAHA MASJID!”, hatur Tok Ya melanjutkan.
Saya dan para sahabat yang hadir dalam forum itu penasaran. Aneka pertanyaan muncul dalam benak kami. Pengusaha masjid? Maksudnya apa ya? Membisniskan masjid? Mengkomersialkan masjid? Menjual-jual segala sesuatu atas nama masjid?
Namun, pertanyaan-pertanyaan kritis itu raib setelah mendengarkan penjelasan Tok Ya.
“Teman-teman, saya, Ustaz Luqmanulhakim, Bang Adi Pratama Larisindo dan para pengelola lembaga amal sholeh di Masjid ini adalah para Pengusaha Masjid, para PENGUSAHA MAS. Kita semua berjuang bersama dan berusaha sekuat tenaga untuk memakmurkan masjid ini. Dan atas izin Allah, dalam beberapa tahun belakangan ini, kita bisa menyaksikan sendiri manfaat masjid ini bagi para anak yatim, fisabilillah, kaum dhuafa, dan bagi para santri yang mengabdi sebagai pengelola lembaga amal sholeh yang didirikan oleh Masjid Kapal Munzalan ini”.
Tok Ya lalu lalu melanjutkan penjelasannya tentang Pengusaha Mas itu. Saya menyimak dengan seksama sambutan dari Tok Ya itu. Dan akhirnya, saya mulai memahami maksud beliau.
Sobat sekalian, apa yang dikatakan oleh Tok Ya, pendiri Masjid Kapal Munzalan dan Guru saya ini memang benar adanya. Bahwa tak ada profesi yang lebih mulia di dunia ini selain PENGUSAHA MAS, pengusaha masjid.
Seingat saya, Tok Ya menyampaikan sambutan itu pada pertengahan tahun 2019. Perlu saya informasikan kepada sobat semua, bahwa pada tahun 2019, aktivitas amal sholeh di lingkungan Masjid Kapal Munzalan sedang menggeliat naik.
Saat itu jumlah donasi orang tua asuh dalam Gerakan Infaq Beras telah mencapai 350 ton dalam sebulan. Kalau dinilai dengan uang, nilainya sekitar Rp 4,5 milyar. Beras sebanyak itu berhasil didistribusikan oleh teman-teman Pasukan Amal Shaleh (PASKAS) di seluruh Indonesia sehingga dapat dinikmati setiap hari oleh kurang lebih 140.000 anak yatim, santri penghafal Alquran dan para pejuang di jalan Allah di seluruh Indonesia.
Maka benar apa yang dikatakan oleh Tok Ya, bahwa PENGUSAHA MAS adalah pengusaha yang paling hebat. Soalnya, saat ini rasa-rasanya saya belum pernah mendengar ada seorangpun pengusaha di Republik ini yang mampu memberikan bantuan secara rutin setiap bulan berupa beras dengan nilai jumlah bantuan beras sebanyak itu setiap bulannya. Tak peduli walaupun ia seorang pengusaha konglomerat sekalipun.
Yang mampu melakukannya justru adalah para aktivis masjid di Masjid Kapal Munzalan dan para Anggota PASKAS seluruh Indonesia yang mencintai masjid-masjid. Para aktivis masjid inilah yang Oleh Tok Ya diistilahkan dengan pengusaha masjid, pengusaha yang paling hebat, karena dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.
Sobat sekalian, Gerakan Infaq Beras adalah salah satu saja dari sekian banyak gerakan amal sholeh yang berakvitas di masjid Kapal Munzalan. Gerakan Infak Beras (GIB) ini dirintis adalah Gurunda Ustaz Luqmanulhakim pada tahun 2012. Pada tahun 2013, Gurunda Ustaz Luqmanulhakim hijrah ke Masjid Kapal Munzalan dan menjadi Pengasuh di Masjid itu. Lalu Masjid inipun kemudian dijadikan markas utama gerakan infaq beras.
Di Masjid Kapal Munzalan, Gerakan Infaq Beras kemudian berkembang pesat. Menyebar dari satu kota-ke kota lainya. Dari satu provinsi ke provinsi lainnnya. Dan saat ini telah berdiri di 75 Kabupaten/ Kota yang tersebar di 22 Provinsi dari Aceh hingga Papua.
Sepanjang tahun 2019, jumlah beras yang berhasil dikumpulkan dari orang tua asuh oleh PASKAS di Seluruh Indonesia diperkirakan sekitar 4,2 juta kg. Jika beras premium eceran harganya Rp 15rb per kilo, maka nilai beras yang telah didistribusikan selama setahun nilainya Rp 63 milyar!
Maka benar apa yang dikatakan oleh Tok Ya, bahwa tak ada pengusaha yang lebih hebat dari pada Pengusa Mas, Pengusaha Masjid.
Tepuk tangan untuk pengusaha masjid! 😊
*
Oke nanti kita akan nguklik ilmu lebih lanjut tentang Pengusaha masjid dan strategi mengelola masjid dengan Guru saya ini. Silahkan bergabung lewat WAG yang kami sediakan untuk belajar lebih lanjut tentang ilmu mengelola masjid. Bantu sebarkan informasi ini. Bagikan kepada sahabat-sahabat kita yang sedang mengelola masjid. Yok jadi Pengusaha Mas!
Salamtakzim
Beni Sulastiyo
#Masjidenterprise #masjidbillionaire
Yok belajar mengembangkan masjid makmur berlimpah bersama para Guru yang gigih dan kredible, yok gabung di WAG…(*Penulis adalah aktivis, salah satu dari empat imam Munzalan Mubarakan Ashabul Yamin)