Oleh: Mita Hairani
Jumat, 4 Oktober 2019, saya kembali mengisi kelas Rumah Literasi. Kali in, mahasiswa yang hadir dalam kelas Stephen King lebih ramai daripada biasanya. Hal ini dikarenakan mahasiswa-mahasiswa yang tidak masuk pada pertemuan sebelumnya kembali hadir dengan berbagai alasan, diantaranya tidak ingin mengulang di kelas literasi tahun depan.
Materi yang diberikan oleh pembimbing masih sama dengan minggu lalu, yakni buku harian. Namun kali ini kelas khusus melakukan evaluasi terhadap tulisan-tulisan buku harian mahasiswa, kemudian menandatangani buku harian mahasiswa yang berusaha ditulis secara kronologis dan rutin. Setelah itu, pembimbing kemudian meminta mahasiswa untuk menuliskan apa saja yang didapat dan dirasakan selama menulis buku harian, kemudian kendala solusi dalam mengatasi kendala tersebut.
Salah satu tujuan pembimbing memberikan tugas ini adalah agar mereka terlatih melakukan evaluasi secara mandiri yang dimulai dengan buku harian.
Minggu ini, penulis terbaik yang telah bertahan selama dua minggu di kelas Stephen King berhasil dikalahkan. Meski tidak hadir dua minggu sebelumnya, Zikrullah mampu membuktikan bahwa jika ia bisa menjadi penulis terbaik jika berusaha lebih. Ia merasa lebih percaya diri setelah menuai hasil dari usahanya.
“ Sebelumnya saya merasa malas mengikuti kegiatan Rumah Literasi, karena saya merasa ndak bisa nulis. Saya sadar selama ini saya salah karena merasa tidak bisa sebelum mencoba, karena sebenarnya kalau ada kemauan sedikit saja, kita pasti bisa. Saya senang.
Lagi pula apa yang saya tulis tidak terlalu memaksakan otak untuk berpikir keras,” ujarnya.
Sebagai bentuk apresiasi atas pencapaiannya, Rumah Literasi memberikan penghargaan berupa buku yang berjudul Manusia: Aku Bereksistensi karya Wakil Rektor IAIN Pontianak, pak Firdaus Achmad.
Semoga dengan adanya apresiasi seperti ini kepada seluruh peserta kelas Rumah Literasi dapat meningkatkan semangat peserta untuk terus berkarya dan mengembangkan dirinya terutama di bidang literasi. (*)