Oleh: Nur Iskandar
Kota Pontianak adalah kota terbuka. Berbagai suku dan bangsa bukan saja boleh datang dan berkembang, bahkan diundang. Artefak sejarahnya meninggalkan nama daerah. Lihat dari Siang Tan yang menjadi Siantan. Tengok Banjar Serasan, Kampung Dalam Bugis, Kampung Arab, Kampung Bangka, Kampung Bali, Martapura, hingga Siam dan Kamboja. Kota Pontianak sejak 1771 sudah berplatform terbuka. Platform lokal, nasional, internasional. Perdagangan di Bandar Raya Kota Pontianak juga tembus Temasek alias Singapura, Malaka, hingga Eropa. Pengetahuan dan teknologi Pontianak saat itu sudah masuk buku buku sejarah internasional. Saya membaca beberapa surat Sultan Pontianak kepada Jenderal Raffles di Temasek. Juga membaca surat Sultan Pontianak kepada Ratu Belanda. Sungguh hebat diplomasi mereka.
Selain faktor digniti, para pemimpin kita juga berani. Berani terbuka dalam membangun negeri. Terbuka untuk berdemokrasi. Sampailah kerajaan dan daerah istimewa ini lebur sebagai republik. Kini bagian penting NKRI. Terlebih saat pelabuhan internasional Tanjungpura diresmikan di Kijing nanti. Juga jalan tembus ke ibukota negara di Kesultanan Paser, Kalimantan Timur. Pontianak menjadi kota yang stratejik. Ditunjau dari geo-ekonomi maupun politik.
Faktor penting lainnya adalah bahasa. Para tetua Pontianak jago jago bahasa. Surat surat kerajaan masa lalu terbiasa trilingual: Arab Melayu, Inggris dan Belanda. Jika saja Jepang pada 1942-1944 tidak melakukan genosida di Bumi khaTULIStiwa…alamat maju pesatnya ibukota Kalimantan Barat ini.
Sebab perang dunia kedua di mana Jepang membantai 21.037 jiwa rakyat Kalbar, dominan ilmuan dan ulama di Pontianak, putus 1-2 generasi. Keunggulan kepemimpinan, kearifan, kekuatan diplomasi pun putus. Kekuatan bahasa hilang. Pontianak sebagai lokomotif Kalbar ibarat kapal induk yang karam. Keram. Tenggelam.
Sebagai jurnalis saya merasakan sekali sambungan sejarah kelam Pontianak. Kemampuan bahasa internasional yang rendah menyebabkan sangat sedikit jurnalis mengecap pendidikan negara maju berbasis Bahasa Inggris. Hal serupa dirasakan kampus negeri, apalagi swasta.
Saya bersyukur dua kali program pendidikan jurnalistik ke Paman Sam dan sekali di Australia. Oleh karena kesadaran itu pula saya dirikan Kampoeng English Poernama.
Di sini generasi muda ditempa belajar Bahasa Inggris secara gratis. Dimulai dari nol sampai bisa presentasi. Dari mulai percakapan sehari-hari sampai menulis dalam Bahasa Inggris. Bilingual di Teraju News Network.
Dirintis 2012, resmi pasang papan nama 1 Januari 2013 sekarang sudah 300 relawan bergabung. Bersama volunteer development Bina Antarbudaya Chapter Pontianak sudah 20 pelajar dikirim ke AS dan Eropa. Jika dirupiahkan Alhamdulillah, Puji Tuhan, tak kurang dari 10 miliar rupiah.
Juga volunteer development di Kampoeng English Poernama Agro menyelesaikan penelitian pertanian sebanyak 5 orang dari Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura.
Semoga tautan sejarah yang pernah putus tersambung kembali lewat penguasaan Bahasa Inggris. “Kembangkan pula Kampoeng Arab Poernama,” pesan Gubernur Kalbar Sutarmidji. “Inovatif dan kreatif Kampoeng English Poernama dengan berbagai aktivitasnya,” kata Walikota Ir H Edi Rusdi Kamtono, MM, MT memberikan apresiasi dan dukungan.
Pada 23/10/2020 peringatan 249 tahun Pontianak, kami mendapatkan kepercayaan besar. Bahwa satu satunya event hari jadi yang direstui hanya Festival Nadi khaTULIStiwa: sajian virtual 25 tahun grup band papan atas nasional asal Pontianak-Kalbar Arwana, live time achievement award, dan serial diskusi akademis via webinar ditutup dengan peluncuran buku sekaligus museum virtual Sultan Hamid II Alkadrie Sang Perancang Lambang Negara Elang Rajawali Garuda Pancasila sebagai Pahlawan Bangsa.
Dengan kebersamaan memaknai sejarah kota, termasuk lahirnya Pancasila, TNI,.sumpah pemuda, kita bisa mewujudkan cita cita bersama NKRI, negeri baldatun thayyibatun warabbun ghafur. Negeri yang adil, makmur, sejahtera bagi semua etnis dan bangsa. Inilah esensinya meluruskan sejarah. Di mana sejarah menjadi alat pemersatu bangsa.
Pendidikan. Itu kata kuncinya. Kaderisasi. Itu rantai siklikalnya. Seni sastra dalam berbahasa, di situ keemasan peradabannya. Pada akhirnya kita semua ingin kota ini tangguh. Maju. Jaya. Dan bahagia bagi rakyatnya.
Hari ini hari keramat. Jumat. 23/10/2020. Selamat hari jadi Kota Pontianak. 249 kini usiamu. 360 hari lagi genap dua setengah abad bertumbuh bersama masyarakat. Sungguh hebat. Hebaaaats. ” Foto 5 mahasiswa menyelesaikan penelitian di lahan Kampoeng English Poernama, Teraju News Network, Binabud Chapter Kalimantan Barat (Pontianak), Keps Agro, Kubu Raya, Kamis, 22/1/2020: situasi terkini pertumbuhan pertanian ala agrarisnya para relawan.