in

Ekspedisi ke Sungai Kupah

WhatsApp Image 2018 02 19 at 09.34.26

Oleh: Nursilan.

Pagi Minggu, aku pergi ke Sungai Kupah, kecamatan Kakap. Pukul 09.30 berangkat dari Pondok Al Adabiy, sesampainya di Sungai Kupah sekitar pukul 10.30 bersama teman-teman seangkatan sewaktu SMA tahun 2012. Sungai Kupah terletak di ujung pulau Kalimantan di arah barat.
Kami menggunakan sepeda motor. Ini adalah solusi tepat, karena jalan menuju Sungai Kupah, kecil.

Aku diajak makan besar, ya dianggap sebagai reuni angkatan. Kami dijamu makan masakan ikan pari yang sudah disalai kemudian digulai santan, omlet udang dan sambal goreng tempe. Kami makannya di siang hari sekitar jam 11.00 dengan lahap. Luar biasa. Nikmat yang tak diduga karena setiap harinya aku berada di asrama yang menu makanannya, tempe, kecambah, sayur sawi dan kol. Ikan kadang-kadang, kalau ayam dan kambing alhamdulillah sudah terbiasa. Jadi, ketika makan ikan pari salai kemudian digulai santan, itu luar biasa nikmatnya, gurih dan sulit untuk move on.

Hal yang tidak kuketahui adalah ternyata tulang dan kulit ikan pari itu bisa dimakan. Pertama-tama aku makan ikan pari itu, tulang-tulang dan kulitnya aku buang karena kulitnya rerasa ada pasir dan tulangnya berbeda dengan tulang ikan yang lain, masih aneh ketika di lidahku. Ternyata memang jenis kulitnya begitu.

Kami juga dibuatkan es kopyor. Es kopyor dibuat dari bubuk agar-agar yang dimasak kemudian dicurahkan ke es batu di dalam tempat. Kemudian diberi gula pasir dan susu kental manis dan air kelap serta isinya. Manis, sudah tentu dan membuat ketagihan minumnya.

Kemudian siang harinya, sekitar jam 02.00 siang aku diajak mancing di tepian laut di Sungai Kupah. Pertama kali aku mancing mendapatkan ikan belongo. Setelah berselang beberapa waktu, pancinganku dimakan oleh ikan ketang. Hal yang luar biasa yang pernah kualami ketika mancing adalah mendapatkan ikan karena dari sejak kecil hingga sekarang adalah hobi yang sangat kubenci, memancing. Karena setiap pancing yang kupegang tidak satu ekor pun dimakan oleh ikan. Hal inilah membuatku kesal dan sampai sekarang pekerjaan yang sangat dibenci adalah memancing.

Hari ini Allah berkata lain. Ternyata pancinganku dimakan oleh ikan, girangnya hatiku. Ikan belongo, ikan sledeng, dan terakhir aku mendapatkan ikan ketang. Alhamdulillah, pengalaman yang luar biasa.

Kata orang setempat, kalau terkena pattek ikan (duri ikan yang ada di belakang, atas dan samping badan ikan), sakitnya sekitar setengah jam bahkan ada yang lebih. Karena ikan ini kudapatkan pertama kali, jadi yang melepas ikan ketang dari mata pancing adalah temanku.

Aku mendapat jurus jitu untuk mendapatkan ikan ketang. Ikan ketang berenangnya berkelompok dan di air yang tenang. Ikan ini berenangnya tidak di permukaan dan tidak pula di dasar air. Artinya ikan ketang berenang di tengah-bawah permukaan air. Ini diungkapkan oleh Syamsuri temanku.

Sungai Kupah, Kubu Raya
18-02-2018

Written by teraju

IMG 20180217 192223 878

Obrolan Musim Kemarau

WhatsApp Image 2018 02 19 at 09.37.06

Ketupat