teraju. id, Pontianak – Sejak kedatangan dua pesawat yang mengangkut personil Brimob Kelapa Dua, pengamanan Kota Pontianak diperketat. Terutama Jumat, 19/5/17 menjelang pembukaan gawai dayak dan gerakan bela ulama pada hari yang sama, Sabtu, 20/5/17.
Sepanjang jalur strategis selalu ada penjagaan aparat bersenjata. Mulai dari rumah adat, rumah ibadah, pasar, dan instansi strategis lainnya. Total jumlah aparat itu tak kurang dari 4000 – 5000 personil.
“Di mana mana ada aparat berseragam cokelat atau hijau,” ungkap warga kota, Zailani. Warga ini berpikir maklum dengan penjagaan ekstra ketat aparat karena menjamin keselamatan rakyat. Sementara dua kelompok yang punya hajat gawai adat maupun pawai GBU 205 tetap berlangsung tanpa ada benturan fisik.
Hal senada diakui teknisi listrik, Faisal. “Yang gawai punya keyakinan membawa selamat, sesuai ajaran agama menyebarkan cinta kasih bahkan juru selamat. Begitu pula Gerakan Bela Ulama dari kalangan umat Islam punya misi membawa rahmat bagi lingkungan. Kedua kelompok masa ini saya yakin tidak akan saling berbenturan, ” ungkapnya.
Dalam hal keamanan, Kapolda Kalbar di berbagai kesempatan menegaskan agar setiap individu masyarakat Kalbar tidak mudah terpancing emosi. Tidak memberikan peluang hidupnya provokasi, melainkan bersatu dan harmonis. Sebab keamanan sangat mahal harganya.
Aparat keamanan menurutnya akan bertindak profesional dan proporsional sesuai protap atau prosedur tetap.
Sementara itu tak jauh dari Rumah Radakng dan Mujahidin sebagai tempat konsentrasi massa, juga ada pameran ekonomi kreatif di Gedung Pontianak Convention Centre. Semua berjalan lancar dan normal.
Pedagang tetap buka lapak dan ruko. Ekonomi bergerak tanpa aral melintang.
Walau massa pawai dan gawai akan turun ke jalan raya, namun ada rute yang telah disepakati. Keduanya tak akan berbenturan.(Nuris)