*Wajidi: Kita Perlu Tetap Waspada Radikal Terorisme
teraju.id. Pontianak – Ketua Forum Kordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalbar, Dr. Wajidi Sayadi mengingatkan semua pihak untuk tetap mewaspadai dan berusaha mencegah munculnya kelompok radikalime dan terorisme. Hal itu disampaikan dalam seminar bertajuk ‘Melawan 2 Virus Mematikan, Covid-19 dan Radikalisme’ yang diselenggarakan BNPT untuk FKPT Wilayah Barat secara online, Selasa (16/06/2020).
Seminar wilayah barat diikuti 18 FKPT Aceh, Sumut, Riau, Kepulauan Riau, Sumbar, Bengkulu, Jambi, Babel, Sumsel, Lampung, Banten, Jabar, DKI Jakarta, Jateng, DIY, Jatim, Kalbar dan Kalteng. Narasumber kegiatan itu, Ketua FKPT Kalimantan Tengah, Dr. Khairil Anwar dan Ketua FKPT Jawa Tengah, Prof. Dr. Syamsul Ma’arif, Moderator, Ketua FKPT Sumatera Utara, Ishaq Ibrahim, MA. Selain itu, ada Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Dr. Hj. Andi Intang Dulung, MH., dan Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol Ir. Hamli, ME.
Saaat mendapatkan giliran menyampaikan tanggapan, Wajidi mengatakan radikalisme dan terorisme tetap harus diwaspadai dalam situasi apapun, meskipun di saat pandemi ini. Dia memberi contoh mengenai penangkapan seorang yang dikaitkan ISIS di Kalbar belum lama ini.
“Pada setiap moment masyarakat tetap perlu waspada karena setiap saat ada saja potensi terjadinya tindakan Radikalisme. Kelompok Radikal salah satu targetnya adalah terciptanya kekacauan, karena mereka bisa eksis dan berkembang di tengah masa kekacauan, sebagaimana yang terjadi di Timur Tengah,” katanya.
Wajidi juga mengingatkan agar radikalisme dan terorisme tidak dikaitkan dengan agama tertentu. Aksi mereka terjadi di berbagai negara belahan dunia tanpa intrik pada agama tertentu. Ada di Irlandia Utara, ada di Brussel Belgia, Macan Tamil di Srilangka, di Spanyol, Amerika, di Rohingya Mianmar, India, dan lainnya.
“Jadi tidak dikesankan tindakan Radikalisme terorisme ini tidak hanya satu ideologi atau agama tertentu. Radikalisme dan terorisme adalah persoalan global,” ujarnya.
Ditambahkan, mencegah Radikalisme dan terorisme memerlukan kekompakan, bersatu dan bersama antar seluruh komponen anak bangsa. Narasi positif, misalnya sikap moderat dalam berbangsa, bernegara, dan moderat dalam beragama, perlu dikembangkan. Hal ini dapat menjauhkan dari sikap ekstrim dan radikal.
Hal senada disampaikan Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol Ir. Hamli, ME. Menurutnya, terorisme tidak dikaitkan dengan agama tertentu.
“Terorisme tidak disematkan pada agama. (Pelaku dari) Agama apa pun pernah melakukan ini. Sekarang, nampaknya giliran orang yang beragama Islam ini,” katanya.(rilis/humas fkpt-kb)