* Kearifan Lokal Kalbar Diharapkan Tampil Terdepan Menangkal Idiologi Radikal-Teroris
teraju.id, Singkawang – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui organisasi Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) menyelenggarakan dialog kepada para tokoh masyarakat dengan tema “Kearifan Lokal Sebagai Energi Potensi Mereduksi Paham Radikal” bertempat di lantai 3 Hotel Dangau, Kota Singkawang.
Dialog dengan tema kearifan lokal sebagai penangkal paham (idiologi) radikal-teroris ini dinilai tepat, karena Kota Singkawang baru saja dikejutkan dengan lemparan bom molotov di vihara serta aksi massa terhadap patung naga.
“Kami berharap dialog ini mampu menggali energi potensi kearifan lokal yang kita miliki,” ungkap Ketua FKPT Kalbar Dr HM Zeet Hamdy Assovie, MTM yang diwakili Ketua Bidang Budaya, Pdt Daniel Alpius, M.Th di Hotel Dangau, Rabu, 23/11/16.
Menurutnya, kegiatan dialog akan berlangsung pada Kamis, 24/11/16 sebanyak tiga sesi sejak pagi hingga sore hari. Sesi pertama adalah pembukaan dengan menghadirkan pembicara kunci dari BNPT. Sesi kedua berupa panel diskusi dengan menampilkan narasumber pusat. Khususnya dari Bina Antarbudaya, Dr Asmir Agus serta mantan napi teroris yang juga bomber Bali, Ali Fauzi Manzi. Adapun Dr Asmir Agus maupun Ali Fauzi Manzi telah tiba pula di “Kota Amoy” Singkawang, Rabu, 23/11/16 petang.
“Jangan lewatkan kesempatan tersebut. Karena kita akan belajar banyak, bagaimana kerusakan dari aksi terorisme,” ungkap Daniel yang juga Sekretaris Forum Komunikasi antar Umat Beragama (FKUB) Kalbar. Begitupula sesi ketiga dengan panelis ilmuan sekaligus peneliti budaya, Dr Kristianus Atok maupun Dr Yusriadi. Keduanya mengupas sisi-sisi potensi kearifan lokal yang dimiliki Kalbar, agar bisa tampil terdepan dalam mereduksi atau menekan paham radikal-teroris.
Peserta yang akan hadir di forum dialog ini sebanyak 175 orang. Mereka berasal dari lapisan masyarakat yang beragam se-Kota Singkawang dan sekitarnya. Di mana BNPT/FKPT telah menjadikan Kota Singkawang sebagai target sosialisasi lantaran strategisnya kota yang menjadi parameter pembangunan di wilayah utara provinsi Kalbar.