Oleh: Leon Zoltan Benhard Waltermann *
Setahun sekali ada acara tatung di kota Singkawang. Kebanyakan penduduk di Singkawang adalah orang Tionghoa. Oleh karena itu Imlek dirayakan besar di situ. Kota Singkawang terkenal untuk perayaan “Cap Go Meh”. Itu Bahasa Teochow. Dalam Bahasa Indonesia “Cap Go” berarti lima belas dan “Meh” berarti malam. Jadi hari raya “Cap Go Meh” adalah hari kelima belas perayaan tahun baru China. Acara tatung berlangsung pada hari itu.
Di Singkawang ada tiga etnis yang besar: China, Melayu dan Dayak. Orang orang dari berbeda etnis sudah lama hidup bersama secara damai di Singkawang. Oleh karena itu orang Dayak biasanya ikut perayaan Cap Go Meh dan tatung juga. Dikarenakan campuran itulah makanya perayaan Cap Go Meh di Singkawang menjadi unik.
Orang yang mau menjadi tatung harus bersiap lama. Pada malam sebelum kelima belas hari mereka berdoa kepada arwah leluhur. Hari berikutnya arwah leluhur masuk di dalam badan tatung. Mereka kesurupan, tapi masih sadar. Maksudnya tatung menyediakan badannya untuk bersemayamnya arwah leluhur. Tujuan dari tradisi tatung ini adalah berkomunikasi dengan leluhur dan mencari saran sekaligus mensucikan lingkungan. (penulis adalah mahasiswa Hamburg University, magang di teraju.id)