in

Covid19

covid 19

Oleh: Insani Syahbarwati

Akhirnya dilarikan ke RSUD Haulussy Sabtu malam tadi, setelah dinyatakan positif Senin 7 Desember, bersikeras isolasi mandiri di rumah saja, tapi ternyata itu pilihan buruk bagi mereka yg memiliki gejala super parah, batuk tiada henti, sesak nafas, dada sakit, demam, bahkan lidah pahit begitu makanan masuk keluar lagi dan diare.

Yang tdk memiliki gejala, tdk memiliki kondisi yg parah justru isolasi di rmh adalah solusi yg baik karena cuma soal menjaga stamina dan imunitas.

Tapi orang dg gejala yg parah jangan egois, kau bisa membuat usia sakitmu makin lama, sebab bukan soal menjaga stamina dan imunitas, tapi soal menyembuhkan semua sakit itu dan sangat beresiko menularkan dengan kuat sekali pd keluargamu.

Bersyukur Dee, Sara, Medi swab negatif itu cukup membuat lega.

Selama 7 hari di rumah, hanya berada di dlm kamar, sesekali berjemur pagi, makan hanya makan buah dan bubur buatan medi.

Sebenarnya isolasi sdh dilakukan sejak Jumat 4 Desember, swab di Siloam dilakukan 7 Desember jadi total isolasi di rmh sdh 11 hari.

Kondisi sangat buruk semalam, keringat dingin meleleh, batuk non stop dan badan super lemas, akhirnya memutuskan ke rumah sakit, oleh gustu disarankan ke RSUD Haulussy.

Tiba di IGD yg berupa tenda di luar RSUD petugas mencatat data KTP dan BPJS Kesehatan, meminta surat hasil positif dr Siloam.

Lantas dipasangi oksigen, dipasangi infus, ditensi, di cek jantung, di rontgen dan semua tindakan medis dilakukan.

Saya lemas hingga tak mampu bicara semua saya jalani saja, pikiran saya hanya pd 2 putriku di rumah, setidaknya kini mereka aman dr hrs mengurusi saya.

Lewat tengah malam, sy dimasukan ke sebuah mobil kayak ambulan kecil. Seorang paramedik berAPD lengkap menemani sy selama dlm mobil gelap itu, sy sekilas menatap matanya dan tanpa saya sadari sy menangis, betapa berat tugas mereka, betapa mulia perjuangan mereka.

Disisi lain sbg jurnalis sy bisa menyaksikan sendiri perjuangan mereka berhadapan dg pasien-pasien covid ini perjuangan maha berat sbg paramedik.

Jika saya tdk sakit mungkin cerita ini hanya katanya dari orang-orang berupa testimoni. Tapi kini saya menyaksikan sendiri mengalaminya sendiri.

Hormat tiada tara. Jaga diri kalian, taatlah pada prokes.

Puluhan tahun lalu pernah divonis tumor payudara lantas sembuh sendiri, divonis tumor otak anehnya dicuekin saja bisa bertahan dg sakit kepala akut yg kalo muncul bisa pingin bunuh diri.

Tapi sakit ini Covid19 adalah kompleksitas penyakit yg luar biasa. Jangan bicara jaga imunitas jaga imunitas, itu berlaku bagi OTG bagi orang dg gejala parah ini soal lebih dr sekedar imun. Ini soal melawan banyak hal.(Penulis adalah redaktur senior di Ambon).

#day8lawancovid19 #day1RSUD

Written by teraju.id

rapat bwi

Hari Istimewa Badan Wakaf Indonesia

berpantun.1

Undangan Terbuka Webinar Internasional Bersertifikat Online