teraju.id, Pontianak— Pengobatan tradisional merupakan warisan budaya kesehatan yang harus dikembangkan, karena sangat berguna untuk pengobatan semua umur. Hal ini disampaikan Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Prov Kalbar, Hyasintanita, SKM, M.M
Beberapa waktu lalu, Hyasinta menyatakan bahwa keterampilan akupresur akan melengkapi kemampuan tenaga medis di Kalimantan Barat. “Jadi, kami tidak hanya fokus pada pengobatan modern. Akupresur ini juga bagian dari sistem pelayanan kesehatan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi masyarakat,” ujarnya.
Mengingat banyaknya manfaat terapi akupresur, Sinta lebih akrab disapa, menyatakan bahwa pelatihan akupresur juga akan dilakukan di tingkat kabupaten dan kota, baik bagi petugas kesehatan di rumah sakit maupun Puskesmas. “Petugas kesehatan di puskesmas kedepan akan kita latih,” katanya.
Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 telah menetapkan indikator pencapaian target penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional. Adapun target yang ditetapkan yaitu 75% dari jumlah Puskesmas yang ada pada tahun 2019 telah mengembangkan pelayanan kesehatan tradisional. Salah satu pencapaian indikator tersebut diukur berdasarkan kemampuan puskesmas menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan asuhan mandiri pemanfaatan TOGA dan akupresur.
Untuk dapat mengembangkan kemampuan masyarakat melaksanakan asuhan mandiri kesehatan tradisional, perlu adanya tenaga kesehatan puskesmas yang sudah dilatih sebagai fasilitator puskesmas asuhan mandiri pemanfaatan TOGA dan Akupresur. Fasilitator puskesmas tersebut akan memfasilitasi kader dalam melakukan orientasi asuhan mandiri pemanfaatan TOGA dan akupresur, yang selanjutnya kader kesehatan akan berperan sebagai koordinator sekaligus pembina kelompok keluarga binaan asuhan mandiri kesehatan tradisional di masyarakat,” ungkap Hyansinta.
(sur)