Siaran Pers
MASYARAKAT CINTA DAMAI Kalimantan Barat
Indonesia yang satu dalam keberagaman agama, etnis dan budaya kembali menghadapi ujian dan cobaan. Kasus pelemparan bom molotov di Vihara Budi Dharma Singkawang pada Senin, 14 November 2016 tentu tidak bisa dipandang sebagai peristiwa tunggal. Sehari sebelumnya, Minggu 13 November 2016, telah terjadi peledakan di pelataran Gereja Oikumene Samarinda yg menyebabkan jatuhnya korban jiwa bocah cantik Intan Olivia Marbun yg berumur 2 th.
Kita tentu tidak ingin berspekulasi siapa di balik aksi teror serta apa motif & kepentingannya. Masyarakat tidak punya kapasitas untuk menjawab itu. Hanya aparat hukum yang memiliki kewenangan mengungkap kasus tersebut sejelas-jelasnya. Namun demikian, kita tidak ingin kehidupan masyarakat hari-hari ini dihantui rasa takut.
Menyadari bahwa rasa aman merupakan hak asasi manusia yg harus dijamin oleh negara, pemerintah & aparat keamanan sbg penyelenggara negara harus segera mengambil langkah-langkah proaktif untuk melokalisir dan meredam konflik agar tidak meluas. Masyarakat Kalimantan Barat khususnya tentu memiliki trauma yang dalam akibat konflik sosial yg pernah terjadi pada beberapa waktu lalu. Jika dicermati, eskalasi & meluasnya konflik sosial salah satunya dikarenakan ketidakpuasan masyarakat atas kinerja aparat keamanan dan penegak hukum yang tidak tegas serta lambannya Pemerintah mengantisipasi timbulnya konflik.
Berangkat dari kesadaran bersama agar tetap terbangun masyarakat Kalbar yang hidup harmoni dalam keberagaman, kami Masyarakat Cinta Damai Kalimantan Barat menyampaikan:
1. Turut berduka cita kepada keluarga korban yg meninggal dan mengalami luka-luka atas perbuatan tangan-tangan kotor & jahat di pelataran Gereja Oikumene Samarinda.
2. Mengecam keras siapa pun pelaku dan kelompok di belakangnya yg telah menodai kedamaian & harmoni sosial di bumi Indonesia, khususnya di Kalimantan Barat.
3. Mendesak aparat keamanan untuk mengungkap & melakukan proses hukum yg tegas atas pelaku pelemparan bom molotov di Vihara Budi Dhama Singkawang.
4. Menyerukan kepada seluruh jajaran pemerintahan di Kalbar baik provinsi maupun kabupaten dan kota untuk segera mengambil langkah-langkah pencegahan konflik dengan mengintensifkan koordinasi dan dialog bersama seluruh elemen & tokoh masyarakat, pemuka agama dan etnis agar dapat meredam kemungkinan terjadinya peningkatan konflik.
5. Menyerukan kepada para tokoh masyarakat, pemuka agama dan etnis di Kalimantan Barat agar tidak mengeluarkan pernyataan yg bersifat provokatif, dan sebaliknya lebih banyak membumikan pesan-pesan damai di Bumi Khatulistiwa tercinta.
Pontianak, 15-11-2016
Masyarakat Cinta Damai Kalimantan Barat
Ttd
Hermawansyah
Hermayani Putera
S. Masiun
Dr. Hermansyah
Furbertus Ipur
Happy Hendrawan
Rusdi Sulaiman, M.Ag
Muhammad Isa
Yohanes Janting
Laili Khairnur
Faisal Riza
Norman Jiwan
Agapitus
Yohanes RJ
Saban Setiawan
Sekundus Ritih
Agustinus
Nicodemus Ale
Hendrikus Adam
H. Iskandar
Reny Hidjazi
Sri Haryanti
Yudith E Fitranilla
Ridho Faizinda
Eva Sri Haryanti