teraju.id, Jakarta – Badan Pengatur Hilir Migas menggelar Achievement Motivation ke-15 bersama Marsekal Madya TNI (Purn) Muhammad Syaugi, S.Sos, MM, Jumat, 29/3/19. Kegiatan untuk lingkungan internal melibatkan 300-an pegawai ini bertempat di Lantai Ground BPH Migas kawasan Jalan Piere Tendean.
Kepala BPH Migas, Dr Ir M Fanshurullah Asa, MT dalam pengantarnya mengatakan, bahwa Marsekal Madya TNI (Purn) Muhammad Syaugi, S.Sos, MM bukanlah narasumber biasa. “Beliau adalah salah satu anak Bangsa yang menurut hemat pikir saya sangat luar biasa. Pemegang rekor 2000 jam terbang untuk pesawat tempur F-16, Atase Pertahanan di Kedubes RI untuk Moskow, serta kita kenal sehari-hari sebagai Kepala Basarnas serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Umurnya hampir 60 tahun. Tapi pemegang gelar Adhimakayasa di Lemhanas ini masih gagah laiknya Tom Cruise,” sapa pria yang akrab disapa Ifan disambut tepuk tangan antusias hadirin.
Ditekankan Ifan yang juga peraih Adhimakayasa di Lemhanas, Muhammad Syaugi adalah salah satu idolanya karena punya semboyan kerja “cepat dan benar” sehingga senantiasa mengukir prestasi. “Kehadiran Beliau di sini adalah untuk memberikan motivasi kepada kita semua sesuai dengan pengalamannya, sehingga kinerja BPH Migas bisa terus ditingkatkan.”
Muhammad Syaugi yang didapuk tampil ke podium tampil cekatan. Beliau tidak hanya berdiri di podium seperti penceramah pada umumnya, namun secara dinamis bergerak kesana-kemari menyapa audiens, sehingga seluruh peserta terpacu semangatnya. Apalagi intonasinya sangat baik diiringi humor-humor segar. Waktu 1 jam terasa berlalu begitu cepat.
“Saya dipuji Pak Ifan pinter, tapi Kepala BPH Migas lebih pinter lagi,” awal pidatonya disambut applaus meriah hadirin. “Kami sama-sama satu almamater di Lemhanas,” ujarnya seraya menyebutkan tujuan motivasi adalah untuk mencapai kesuksesan. Namun kesuksesan bukanlah tujuan, sebab tujuan utama kehidupan adalah kebahagiaan. Apalah gunanya sukses dalam pangkat, jabatan dan prestasi apabila tidak bahagia.
“Kuncinya di sini,” urainya secara meletakkan tangan di dada. “Di hati.” Filosofi Jawa dikutipnya sebagai Wang si na Wang. Artinya bahwa orang itu hanya melihat wajahnya saja. Hati siapa tahu? Bahwa setiap orang punya masalah. “Menjadi kepala badan itu nampaknya saja enak, padahal uenaak sekali,” tuturnya meledakkan tawa hadirin.
Orang itu dibagi Muhammad Syaugi menjadi tiga macam. Pertama bahwa dia tahu kalau dia tahu. Kedua dia tahu bahwa dia tidak tahu, dan ketiga, dia tidak tahu bahwa dia tidak tahu. “Motivasi itu dorongan atau menggerakkan. Datangnya bisa dari dalam atau dari luar. Laa yughayyiru maa bi qaumin hatta yugayyiru maa biamfusihim. Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum, jika kaum itu sendiri tidak mau mengubahnya,” kata Muhammad Syaugi menyitir ayat Quran.
Pria 59 tahun ini bercerita pengalamannya sebagai Atase Pertahanan di Moskow/Rusia, penerbang F-16 dan Kepala Basarnas serta sebelum purna bhakti sebagai Kepala BNPB. “Sama dengan BPH Migas, kita harus bekerja keras dengan keyakinan tinggi, yakni bekerja the best.”
Dalam bekerja diperlukan semangat. Jangan berkecil hati. Sebab aturan bisa berubah. “Motivasi untuk sukses itu diperlukan. Sebab tidak ada kesuksesan yang instan. Semua keberhasilan merupakan sebuah proses panjang. Soal saya tidak sampai bintang empat, itu sudah takdir terbaik dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Terpenting kita bekerja maksimal dan bekerja dengan hati,” tuturnya seraya menimpali “Saya tak punya cantolan. Cantolannya Allah semata-mata.”
Acara yang dimulai pukul 09.30 itu berakhir menjelang azan Jumat sekira pukul 11.50. Tanya jawab sempat bergulir penuh antusias, namun waktu sudah sangat sempit. “Beliau bisa kita undang kembali untuk waktu berikutnya,” ujar Kepala BPH Migas saat menyerahkan cinderamata sekaligus foto bersama. Di kesempatan yang sama, Muhammad Syaugi menyerahkan buku biografinya berjudul Bekerja dengan Hati yang baru-baru ini menghiasi toko buku Gramedia. (Nuris)