teraju.id, Jakarta – Setiap diri dan keluarga mesti waspada terhadap dogma sesat yang ditanamkan para teroris. Demikian salah satu kesimpulan penelitian Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI, Marskal Madya Dr A Adang Supriyadi, ST, MM saat membuka rapat koordinasi nasional FKPT, Selasa, 11/12/18.
Di hadapan 206 peserta dari 32 FKPT seluruh Indonesia mantan pilot ini menyajikan data hasil penelitian, termasuk vidio vidio dokumenter. Salah satu vidio yang ditayangkan adalah rekaman pelaku bom JW Marriott sepekan sebelum kejadian.
“Dani Dwi Permana ini korban cuci otak teroris. Dari gestur, tampak sekali tak paham agama. Keluarga juga demikian,” ungkap Sestama yang juga aktif mengajar di sejumlah kampus Jakarta.
Dalam rekaman vidio yang menjadi dokumen BNPT atas diri Dani (meledakkan diri tahun 2009) bahwa meledakkan diri bukanlah bunuh diri. “Bunuh diri itu kalau orang gagal. Saya tidak gagal. Saya ingin ke surga dengan 72 bidadari di dalamnya. Meledakkan diri ini paling ditakuti musuh karena sangat merugikan mereka,” papar Dani seraya senyum sembari mengudap camilan. Ia duduk di permadani rumput hijau berlatar belakang Gedung Hotel JW Marriott.
Sestama Adang Supriyadi mengajak FKPT peduli kepada setiap orang maupun perhatian kepada keluarga. Strategis Indonesia damai dimulai dari diri dan keluarga.
Berbagai hasil penelitian dibahas dalam rakornas yang berlangsung sejak 10-13/12. Kekuatan budaya bangsa berupa kearifan lokal diharapkan memperkokoh kekuatan diri maupun keluarga di seluruh wilayah persada Nusantara.(kan)