in , ,

Prof Irwan Abdullah: Politik Kebudayaan Bukan Kebudayaan Politik

abdullah

teraju.id, Rektorat UNTAN (3/9/2016) – Kebudayaan dalam politik, tanpa kita sadari muncul di sekitar kita seperti politik dinasti atau politik etnis mayoritas. Hal ini justru mengucilkan kaum minoritas di mana kekuasaan politik dipegang oleh keturunan para pejabat dan suku etnis mayoritas di daerah tersebut.

Apabila ada seseorang ingin berkompetisi dalam merebut kursi jabatan maka ia harus mengikuti syarat tak tertulis tersebut contohnya seperti “seorang pejabat itu harus orang Jawa, orang Islam…” tanpa kita sadari ini mengakibatkan kaum minoritas di daerah tersebut sulit berkontribusi dalam membangun suatu daerah sekalipun orang tersebut adalah orang kaya dan orang pintar.

Kebiasaan tersebut tanpa disadari dianut oleh masyarakat di beberapa daerah di Indonesia sehingga antara pihak satu dan lainnya terkadang sulit bertoleransi hanya karena perbedaan suku, etnis, kebudayaan dan agama. Dan ini justru dapat berpengaruh negatif karena sulitnya menghargai perbedaan sehingga terkadang muncul sifat radikal.

Dari perbedaan kita dapat mempelajari bagaimana menghargai satu sama lain, bertoleransi dan hidup damai, dan tenteram walau dalam keberagaman tanpa batas.

Prof. Dr. Irwan Abdullah dari UGM Yogyakarta menyampaikan, “Kalo kita liat sekarang ini, dimensi dalam kehidupan kita itu begitu kompleks jadi tidak bisa diselesaikan oleh satu sudut pandang. Kita harus punya multi perspektif, harus punya sudut pandang yang beragam. Harus disadari oleh generasi muda. Bahwa kecerdasan baik itu kecerdasan yang berupa praktis maupun kecerdasan konseptual, itu sebenarnya terdapat di setiap kebudayaan kita.”

olitik kebudayann
“Jadi, kalau kita rajin mempelajari kebudayaan, kita pahami kebudayaan dengan baik maka kebudayaan itu akan mengajarkan kita banyak hal. Mengajarkan kita bukan hanya dengan berperilaku dengan pantas patut, tapi juga memberitahu kita bagaimana memecahkan segala sesuatu dengan lebih baik. Itu ada di dalam kebudayaan kita, karena kebudayaan itu merupakan kristalisasi dari kecerdasan bangsa yang sudah berabad abad,” tutur Doktor lulusan University of Amsterdam ini.

Written by teraju

Di mexico1

Cornelis sets forth the work plan of Indonesian GCF in Mexico

jobfair

Cari Job di Job Fair Yuk