teraju.id, Mujahidin– Ribuan massa berkumpul di halaman Masjid Raya Mujahidin jalan Ahmad Yani seusai shalat Jumat, 14/10/16. Lautan manusia berpakaian putih menghiasi halaman masjid terbesar di Kalbar.
Mereka berdemo terkait Ahok yang diduga melanggar KUHP Pasal 156 A tentang Penistaan Agama. Massa memprotes pernyataan Gubernur DKI, Basuki Tjahya Purnama alias Ahok di Kepulauan Seribu mengenai ‘dibohongi’ Quran Surah Almaidah ayat 51 perihal bagaimana umat Islam memilih pemimpin. Pernyataan Ahok tersebut menuai kecaman.
Tampak masing-masing membawa atribut organisasinya. Terlihat di antaranya dari Laskar Pembela Islam, Front Pembela Islam, Laskar Pemuda Melayu Kalbar, NU, Forum Komunikasi Mahasiswa Alawiyyin, Kesultanan Pontianak, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, dan masih banyak lagi.
“Pemerintah harus menggubris ini. Jika tidak, maka lain waktu kita akan turun ke jalan dalam jumlah yang jauh lebih besar daripada hari ini. Umat Islam marah dengan tingkah laku Ahok,” ujar SM Imran Al Habsy, selaku Panglima Madar LPI Kalbar.
Para pendemo meminta aparat penegak hukum untuk menangkap dan memenjarakan Ahok. Tidak sedikit spanduk-spanduk kecaman terhadap Ahok yang mereka bawa.
Di tempat yang sama, AKBP Iwan Imam Susilo menyampaikan bahwa untuk kegiatan pengamanan yang dilakukan terhadap aksi demo damai sudah sesuai prosedur tetap. “Kita bergabung dengan unsur TNI termasuk juga unsur yang lain. Dan kegiatan unjuk rasa ini pun juga harus kita beri pengawalan. Karena setelah Jumatan ini kita saksikan bersama bahwa lalu lintas Ayani cukup padat. Sehingga kita melakukan pengawalan dan pengamanan kegiatan tersebut. Untuk personil yang kita libatkan, kurang lebih 1008 personil. Ada pasukan dari Brimob, termasuk juga dari Dalmas, TNI juga sudah dipersiapkan.”
“Tapi tentunya kita berharap kepada seluruh masyarakat Pontianak, terkait dengan masalah Ahok untuk tetap mengedepankan aspek rasionalitas,” ungkap Iwan Susilo seraya menyatakan pemerintah peduli dengan aspirasi umat Islam dan Ahok pun sudah menyampaikan permohonan maafnya secara terbuka.(Difa)