Teraju News Network, Rumah Melayu— Persis sehari usai gelar akbar Serumpun Berpantun melibatkan tiga negara, yakni Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam, lembaga kebudayaan PBB, Unesco dalam sidang di markas besarnya Prancis menetapkan pantun sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Rilis resmi diterima Teraju News Network dari Kantor Berita Antara serta Kemebdikbud RI, Kamis, 17/12/20. Ucapan selamat pun mengalir dari Museum Nasional Indonesia dan multipihak. Tahniah bertaburan di negeri serumpun sebagai tasyakur sastra lisan pantun Warisan Budaya Tak Benda level dunia.
Sehari sebelumnya, Rabu, 16/12/20 Gawai Akbar Serumpun Berpantun memecahkan rekor berbalas pantun dalam jaringan terlama di dunia. Yakni sejak 08.00-22.00.
Apalagi era Pandemi Covid-19 di mana enzim keceriaan dibutuhkan untuk memperkuat imunitas. Berbalas pantun tercatat daring yakni 14 jam. Sedangkan dua hari sebelumnya panpel teknis aktif talkshow di lokal Kalbar maupun Radio Idola Semarang Jawa Tengah. Kesemuanya bagian dari bukti bahwa pantun hidup di negeri serumpun. Demam pantun semakin terasa di jagat sosial media dan media mainstream.
Acara berbalas pantun dirancang dari Rumah Melayu MABM Kalimantan Barat itu sendiri seru sekali. Seperti diuraikan narasumber lintas negara saat webinar Internasional Serumpun Berpantun yang dapat disimak di kanal YouTube teraju.id. Begitupula Berbalas Pantun tematik yang dikemas dalam 11 sesi diliputi keceriaan penuh etiket sopan dan santun. Tahniah.
Selamat. Congrats. Proficiat. Pantun WBTB ke-19 menyusul angklung, batik dan keris yang telah menghiasi Unesco. Namun pantun sejarah pertama di Unesco yang diajukan secara serumpun. Model kebersamaan kelas dunia punya. Sejarah telah tercatat dengan tinta emas. (kan)
#serumpunberpantun