TERAJU.ID, Aston
Sejak 1 September kemarin hingga hari ini, 2/9/16 kalangan pegiat lingkungan, khususnya reformasi agraria berhimpun di lantai lima Hotel Aston. Mereka membicarakan semakin peliknya kepemilikan lahan terkait dengan investasi perkebunan besar-besaran, dan atau bertambahnya jumlah penduduk di seluruh wilayah Indonesia. Dampak kerusakan alam dan sosial bertumbuh berlipat ganda.
Tomo, salah seorang panitia kepada Teraju mengatakan bahwa kerjasama ini terjadi karena Presiden RI Joko Widodo memiliki sistem gugus tugas timnya yang disebut dengan staf presiden mengidentifikasi reformasi agraria sebagai sesuatu yang super duper serius. Hal ini menyangkut hajad hidup orang banyak. Sebab lihat saja, kenyatan sekarang, untuk bermain bola saja anak-anak Indonesia sudah kesulitan. Tak sedikit bahkan bermain bola di atas lapangan pekuburan. Padahal pekuburan adalah wilayah sakral. Hal ini menjadi ironi Bangsa karena terkenal sebagai bangsa besar akibat besarnya luas wilayahnya.
Pada kesempatan kerjasama antara Kantor Staf Presiden dengan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) dibagikan satu majalah bernama Suara Pembaruan Agraria. Di majalah tersebut diangkat tema utama korupsi agraria memiskinkan rakyat. Yang dimaksud dengan korupsi di sini adalah perampasan sumber-sumber kehidupan rakyat hingga penggelapan pajak. Korupsi di sektor agraria melahirkan konflik agraria, kriminalisasi dan bahkan tak jarang rakyat terbunuh secara mengenaskan dalam kejadian-kejadian konflik agraria.
Selain majalah, juga dibagikan sebuah poster yang menjelaskan betapa masalah agraria sudah lampu merah. Untuk itu Walhi bekerjasama dengan Ford Foundation memberikan bantuan penyelamatan terhadap korban konflik agraria. Nyawa mereka diselamatkan terlebih dahulu ke tempat yang aman. (nuris)