Surat Terbuka Buat BUYA OSO – God Father Kalbar

3 Min Read
Buya OSO pidato tentang Kepahlawanan Sultan Hamid di Gedung Pontianak Convention Centre, bertepatan dengan peluncuran buku Sultan Hamid Sang Perancang Lambang Negara, 12 Juli 2013. Buku biografi Sultan Hamid ditulis Anshari Dimyati, Turiman Faturahman Nur dan Nur Iskandar.

teraju.id, TNN – Di dalam WhatsApp Group yang terdiri dari tokoh-tokoh politik dan tokoh masyarakat serta intelektual Kalbar, Buya Oesman Sapta Odang (OSO) dirujuk sebagai “God Father” Kalbar. Bapak Bangsa dari Kalbar. Beliau diharapkan mengomunikasikan kepahlawanan Sultan Hamid II kepada Presiden RI Ir H Joko Widodo. Karena merupakan hak prerogatif seorang Presiden RI dalam mengangkat pahlawan nasional.

Kemudian para ilmuan sejarah juga menyatakan tidak ada manusia yang sempurna sehingga pahlawan itu dilihat dari sudut mana kita memandangnya, yakni jasa-jasanya yang besar bagi bangsa dan negara. Dan Sultan Hamid mempunyai jasa besar pengakuan kedaulatan dari Indonesia Merdeka 17 Agustus 1945, Bapak Otonomi Daerah dan Bapak Diplomasi Indonesia selain jasanya menyatukan bangsa melalui Lambang Negara.

Di WAG Pahlawan Nasional OSO disurati sebagai berikut:
Assalamu’alaikum Buya “God Father” Kalbar Jang Moelija. Semoga buya dalam rahmat dan berkah Allah SWT – Tuhan Yang Maha Pengasih senantiasa, berikut keluarga, hingga orang-orang terkasih seluruh Nusantara dan seluruh dunia. Amiin YRA. Tersebut di atas adalah surat kami buat Bapak Presiden yang tembusannya juga kepada God Father kami, Buya OSO, untuk dikomunikasikan dengan hati merdeka-pikiran merdeka, untuk Allahyarham Sultan Hamid II — tokoh pejuang kedaulatan Negara republik Indonesia melalui perannya yang sentral di BFO sehingga Belanda mengakui kedaulatan Indonesia merdeka 17 Agustus 1945. Allahyarham juga adalah Sang Perancang Lambang Negara yang menyatukan Indonesia sehingga nilai-nilai Pancasila mudah dicerna melalui simbol-simbolnya. Begitupula garis khatulistiwa yang membelah dunia menyatakan dengan tegas, Sultan Hamid II Perancangnya dari Kota Khatulistiwa. Saatnya kita bergerak bersama secara politik dan sosial budaya. Insya Allah besok 16 Agustus 2020 secara seni budaya kami juga akan meluncurkan lagu Sultan Hamid II Elang Khatulistiwa karya Yudie Arwana Chaniago bersama Hendri Lamiri Arwana berikut Kampoeng English Poernama dengan melibatkan peran etnik Dayak-China dan Melayu serta anak-anak Nusantara. Lagu ini akan menjadi legenda seperti We Are the World-nya Maikhel Jacson. Lagu ini juga kami forward ke Buya untuk bisa diperdengarkan dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya. Tabarakallah. Selamat Buya mendapatkan Bintang Mahaputra Nararya. Salam sejahtera. Adil ka’talino – bacuramin ka’ saruga – basengat ka’ jubata. Rabbana atiina fiddunya hasanah. Wafil akhirati hasanah – waqina adzabannaar. Walhamdulillahi robbil ‘alamiin…..(kan)


Kontak

Jl. Purnama Agung 7 Komp. Pondok Agung Permata Y.37-38 Pontianak
E-mail: [email protected]
WA/TELP:
- Redaksi | 0812 5710 225
- Kerjasama dan Iklan | 0858 2002 9918
Share This Article
Hobi menulis tumbuh amat subur ketika masuk Universitas Tanjungpura. Sejak 1992-1999 terlibat aktif di pers kampus. Di masa ini pula sempat mengenyam amanah sebagai Ketua Lembaga Pers Mahasiswa Islam (Lapmi) HMI Cabang Pontianak, Wapimred Tabloid Mahasiswa Mimbar Untan dan Presidium Wilayah Kalimantan PPMI (Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia). Karir di bidang jurnalistik dimulai di Radio Volare (1997-2001), Harian Equator (1999-2006), Harian Borneo Tribune dan hingga sekarang di teraju.id.