teraju.id, Pontianak– Untuk menangkal munculnya benih-benih radikalisme, generasi muda dan masyarakat Indonesia jangan lagi hidup ekslusif dan bergaul hanya dengan yang satu agama, satu etnis dan kelompoknya saja. Sebab negara ini dibentuk oleh pada pendiri bangsa masyarakat yang majemuk dan multikultur.
Demikian disampaikan Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Barat, DR. Drs. M. Zeet Assovie, di sela-sela dialog film sebagai penyebar gagasan damai bagi pemuda dan perempuan di Kalimantan Barat, Jumat (19/8).
“Bergaul yang eksklusif itu juga radikal,” kata Zeet Assovie. Karena menurutnya, pergaulan yang eksklusif dan sejenisnya bisa memicu kecemburuan sosial yang pada akhirnya melahirkan konflik sosial. Di sinilah mulai munculnya benih-benih radikalisme agama, radikalisme budaya dan kelompok.
Untuk itu menurut dia, setiap anak bangsa harus menyadari benar bahwa perbedaan bukanlah penghalang dalam hidup berbangsa dan bernegara di Indonesia. Keberagamaan justru sebuah keistimewaan untuk saling melengkapi. Karena bagaimana pun sejarah telah menunjukan, bahwa bangsa ini didirikan dari berbagai macam agama, suku, etnis, dan budaya yang tak bisa dinafikan.
“Tunjukan bahwa kita adalah orang-orang besar, bangsa yang besar, dan berpikir besar, ” tambah Zeet Assovie memberi semangat pada para peserta kontestan film pendek dengan tema “Kita Boleh Beda” yang diselenggarakan oleh BNPT dan FKPT Kalimantan Barat
Karena itu momentum dialog film sebagai penyebar gagasan damai di Kalimantan Barat adalah ajang yang sangat tepat untuk mempromosikan bahwa perbedaan adalah anugerah sekaligus kekayaan yang harus disyukuri anak bangsa ini.
Para kontestan lomba video pendek, yang menang seleksi di tingkat provinsi Kalimantan Barat akan dikirim ke Jakarta untuk seleksi di level nasional. Semua biaya ke Jakarta sendiri ditanggung oleh pihak penyelenggara kegiatan. (Difa)