Oleh: Saripaini
Enam tujuh hari terakhir, banyak orang yang melewati rumahku dengan membawa penagken atau bakul berukuran tak terlalu besar terpasang di pinggang, digunakan untuk menampung padi saat mengetam (mengetam adalah istilah yang dikenal masyarakat dalam proses pemanenan padi). Mereka juga memakai palo atau tudung kepala biasanya terbuat daun nipah dan anyaman bambu. Yes, mereka adalah para petani yang hendak pergi ke ladang.
Padi-padi mulai menguning dan tertunduk menandakan siap untuk dieksekusi. Sebagian petani mulai menuai hasil. Sebagian, karena padi tak menguning serempak, jelas saja tidak, karena proses menanam padi tidak dilakukan pada hari yang sama, ada jarak di sana tapi tak terlalu lama.
Panen padi baru dimulai. Ada pantangan yang harus ditaati oleh para petani yang telah memulai memanen di awal musim ngetam, yakni tidak boleh mengetam di saat hujan, Ini dikarenakan ada hama yang dikenal masyarakat dengan nama ampangau akan turun menyerang padi para petani lainnya. Jika hama ini menyerang, maka, padi-padi yang belum masak terancam gagal panen, sebab padi-padi tidak berisi alias kosong.
Pantang ini di masyarakat masih terjaga dengan baik. Oleh sebab itu tidak ada yang mengetam jika hujan telah turun, apabila telanjur di ladang, maka para petani akan pulang ke rumah dan akan mengganti waktu yang telah terpotong di lain waktu.
Ya, mereka tak sendiri untuk memanen padinya, melainkan bersama lebih tepatnya kerja sama dalam bentuk kelompok, atau istilah yang dikenal oleh masyarakat Punggur dengan Keleleng.
Sambil menunggu padinya siap dipanen, biasanya mereka akan membantu petani di ladang lain. Jika padinya telah siap dipanen, maka petani-petani yang mengikuti keleleng akan turun tangan membantunya memanen padi.
Tapi tak semua yang mengikuti keleleng memiliki ladang, beberapa di antara mereka hanya mengambil upah dengan bayaran Rp. 25.000 dari pukul 6-10 pagi (4 jam) dan berlaku sama dengan waktu sore dari pukul 13-17 (4 jam), jadi sekitar Rp. 50.000 per hari. Atau biasanya mereka akan menjual keleleng pada petani lain dan akan dibayar berdasarkan jumlah anggota dalam kelompoknya.
Punggur Kecil, 01 Maret 2018