Oleh: Novie Anggraeni
Hari ini 17 Agustus 2019 saat pengibaran bendera, aku teringat kembali saat terakhir kali, dimana aku mengikuti upacara pengibaran bendera di SMA. Saat itu, sebagai perwakilan siswa-siswi SMAN 01 Siantan. Aku bersama teman-teman melaksanakan upacara di lapangan bola yang ada di Jungkat.
Kini, pada tanggal 17 Agustus 2019 hari ini aku dan teman-teman KKN Kebangsaan lainnya diundang untuk mengikuti upacara pengibaran bendera di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Nanga Badau. Sebelumnya, kami diberitahu bahwa kami akan dijemput bersamaan dengan siswa-siswi di SMPN 01 Badau.
Sebelum pukul 8 pagi, kami sudah bersiap dan segera menuju ke sekolah. Di sana, aku diberitahu Eka bahwa dia sudah memberitahu orang yang akan menjemput kami. Ternyata kami dijemput menggunakan truk TNI. Tak lama kemudian, semua pun mulai naik ke atas truk termasuk aku yang kebetulan diajak duduk di kursi depan bersama salah satu guru di SMPN 01 Badau. Beliau bertugas mendampingi siswa-siswi yang bertugas menjadi obade di upacara pengibaran nanti.
Menurut informasi beliau, ini merupakan kali kedua Kecamatan Badau mengadakan upacara pengibaran di PLBN. Biasanya upacara pengibaran ini hanya dilakukan di depan kantor Camat. Tepat pukul 08.52 WIB, upacara pun segera dimulai. Kami diperintahkan untuk ikut dalam barisan peserta dari BUMN dan BUMD.
Pelaksanaan upacara pengibaran bendera berlangsung dengan khidmat. Aku juga turut khidmat mengikuti jalannya upacara. Terlebih lagi pada saat momen pengibaran sang saka Merah Putih, yang merupakan bagian sakral dan paling dinanti. Mereka para siswa-siswi terpilih perwakilan dari SMAN 01 dan SMKN 01 Badau, menjadi paskibraka kecamatan Badau.
Berbalut pakaian putih, adapula ornamen merah di seragam kebanggaan mereka. Membuat mereka tampak gagah dan mempesona. Aku yakin orangtua mereka pasti bangga dengan pencapaian anak mereka saat ini.
Begitu selesai upacara, aku pun bertemu dengan salah satu paskibraka. Dia bernama Layung. Siswa SMAN 01 Badau. Aku bertanya dengan anak berseragam serba putih itu, tentang bagaimana perasaannya saat akan mengibarkan bendera Indonesia.
“Sebelumnya tegang..” jawabnya singkat. Ya, itulah penggambaran singkat yang pria perawakan hitam manis ini rasakan. Namun, setelah menjalankan tugas mengibarkan bendera merah putih. Dia mengaku senang dan lega.
Selamat Layung. Setelah menjadi paskibraka Kecamatan Badau. Semoga suatu saat nanti, kamu bisa menjadi anggota paskibraka hingga tingkat nasional, mengibarkan bendera Indonesia di istana merdeka. (*)